JAKARTA, KOMPAS.com - Founder dan CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, menilai bahwa pemerintah perlu skema pendanaan baru untuk pengelolaan sampah.
Dia mengaku, telah menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq awal 2025 lalu.
"Pendanaan dari APBD tidak mencukupi untuk menjamin cakupan layanan yang merata di seluruh Indonesia. Tanpa skema pendanaan baru yang inovatif dan berkelanjutan, sistem ini akan terus pincang," ungkap Sano saat dihubungi, Kamis (15/5/2025).
Selain itu, pemerintah memerlukan strategi persampahan yang layak kredit atau bankable, sistem retribusi yang adil dan transparan, serta kejelasan mengenai peran swasta dalam kerja sama dengan pemerintah daerah.
Baca juga: Sampah, Sumber Emisi yang Terabaikan dan Peluang Ekonomi yang Terlupakan
Sano pun menyoroti koordinasi antar level pemerintahan yang masih lemah. Sebab, sering kali program pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak berjalan selaras.
"Kita tidak butuh sekadar program baru, kita butuh arah yang jelas, dukungan pendanaan yang nyata, dan ruang kolaborasi yang terbuka," ucap dia.
Sejauh ini, kata Sano, kondisi pengelolaan sampah di Indonesia masih belum ideal. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, timbulan Sampah di Indonesia pad 2024 mencapai 33 juta ton per tahun.
Namun kapasitas sistem layanan dan infrastruktur yang ada belum mampu mengelola semua timbulan tersebut.
"Bahkan, masih banyak kota dan kabupaten yang belum memiliki sistem pemilahan di sumber, sementara TPA terus menumpuk tanpa kejelasan solusi jangka panjang," imbuh dia.
Baca juga: Ubah Jelantah Jadi Sabun, Komunitas Dorong Kelola Sampah
Pihaknya menyebut, tantangan pengelolaan sampah mencakup belum sinkronnya kebijakan pemerintah, terbatasnya anggaran, dan kesadaran publik.
"Kami percaya bahwa saatnya Indonesia berpindah ke arah ekonomi sirkular, bukan karena itu tren global, tetapi karena itu satu-satunya jalan keluar yang masuk akal dan berkelanjutan," tutur dia.
Oleh karenanya, pemerintah, pelaku, usaha maupun masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi permasalahan sampah.
Di sisi lain, Waste4Change telah bekerja sama dengan berbagai sektor komersil, perumahan, individu untuk menjalankan kolaborasi Extended Producer Responsibility. Ini merupakan program pengumpulan sampah kemasan langsung dari masyarakat.
Baca juga: Kunci Indonesia Bersih dari Sampah: Warga yang Tidak Malas
Lainnya, mengembangkan fasilitas pengolahan sampah anorganik dan organik guna mengurangi beban TPA, menghasilkan bahan daur ulang berkualitas, serta memproduksi kompos.
"Kami melibatkan komunitas dan mitra lokal melalui digitalisasi sistem bank sampah untuk memastikan alur material tidak putus dan bisa bernilai kembali," kata Sano.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya