Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manikur Lebih Ramah Lingkungan dengan Kuku Biodegradable

Kompas.com - 08/04/2025, 16:15 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Pergi ke salon untuk melakukan perawatan kuku, kulit tangan dan kaki alias manikur pedikur menjadi salah satu aktivitas yang diminati sekarang ini.

Sayangnya, aktivitas tersebut ternyata juga menyimpan sisi negatif. Banyak bahan kimia yang digunakan salon kuku yang dapat menghasilkan polutan udara yang menimbulkan risiko bagi kesehatan pelanggan dan pekerja.

Zat-zat tersebut termasuk metil metakrilat, yang membantu kuku akrilik menempel pada kuku asli.

Belum lagi, industri perawatan kuku global bernilai hampir 700 juta dollar AS ini menyumbang banyak sampah plastik.

Namun, tim peneliti di Institut ATLAS Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat punya solusinya.

Baca juga: Paling Berpolusi, Industri Fast Fashion Picu Krisis Sampah Global

Baru-baru ini mereka membuat terobosan menarik dengan mengembangkan produk di industri kecantikan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tim tersebut diketahui telah merancang telah merancang jenis kuku palsu yang biodegradable (dapat terurai secara alami), berwarna-warni, serta dapat disesuaikan yang biasanya digunakan untuk perawatan kuku.

Kuku biodegradable yang dinamakan Bio-e-Nails itu menggunakan bahan-bahan umum yang didapatkan dari alga (sejenis tumbuhan air) atau bagian luar yang keras dari kerang dan hewan-hewan lainnya (seperti kulit udang atau kepiting).

Ini menunjukkan bahwa kuku biodegradable ini dibuat dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

Kuku-kuku ini tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran, memberikan fleksibilitas kepada pengguna untuk memilih gaya yang mereka sukai.

Misalnya saja Anda dapat menambahkan pewarna makanan untuk membuat kuku berwarna oranye terang, hijau, biru, atau warna lainnya.

Anda juga dapat menambahkan kilauan atau kristal untuk sedikit kemewahan ekstra

Sehingga ketika Anda sudah selesai atau bosan dengan gaya kuku tersebut Anda dapat melelehkan kuku-kuku tersebut dan membuat set kuku yang baru atau bahkan membentuknya menjadi apa pun yang Anda bisa bayangkan.

"Bio-e-Nails dapat digunakan berkali-kali. Materialnya dapat dilelehkan lagi dan dibentuk menjadi objek baru. Mulai dari kuku baru hingga tatakan gelas," kata Lázaro Vásquez, mahasiswa doktoral di ATLAS dan penulis utama penelitian ini.

Bio-e-Nails ini diluncurkan Maret lalu di konferensi Tangible, Embedded and Embodied Interaction (TEI) 2025 di Prancis.

Baca juga: Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau