JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 2014, Bank Sampah Induk (BSI) Gesit di Jakarta Sekatan mulai memberdayakan kaum ibu untuk mengolah sampah dari bank sampah unit (BSU) ataupun masyarakat langsung.
Direktur BSI Gesit, Sri Endarwati, mengatakan bank sampah ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa limbah bekas pakai bernilai ekonomis. Sehingga, mereka dapar memilah sampah daur ulang lalu menjualnya kembali.
"Yang terdaftar di BSU di Jakarta Selatan sekitar 570. Itu darib bank sampah warga, bank sampah sekolah, bank sampah kantor. Tetapi ini kan aktivitasnya tidak setiap hari dan tidak setiap minggu," ungkap Endarwati saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Baca juga: Inovasi Keberlanjutan: Startup Ini Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis
Mereka menjual gelas hingga botol plastik setiap pekan atau bahkan satu bulan sekali ke BSI. Setidaknya ada sekitar delapan BSU yang menyetorkan sampahnya ke BSI Gesit per harinya.
"Ada yang sekali penimbangan (sampah) mereka mendapat Rp 400.000 sampai ada yang Rp 4 juta-an per bank sampah unit," jelas Endarwati.
Di sisi lain, dia menyebutkan bahwa tak semua masyarakat peduli terhadap limbahnya. Tantangan lainnya ialah masyarakat dan BSU lebih memilih menukar botol plastik, gelas plastik, ataupun kardus ke lapak yang menawarkan harga jual lebih tinggi.
"Mereka sebenarnya mendapatkan nilai lain selain nilai ekonominya, yakni silaturahimnya, nilai edukasinya. Ini banyak BSU belum berpikir ke sana semuanya," ucap Endarwati.
Baca juga: Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun
"Akhirnya ini sekarang harga yang menjadi persaingan dengan lapak," imbuh dia.
Oleh sebab itu, pihaknya bekerja sama dengan komunitas, CSR, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk menangani permasalahan tersebut.
Selain itu, Endarwati berharap BSI Gesit memiliki kendaraan sendiri untuk mengangkut sampah. Sebab selama ini bank sampahnya hanya mengandalkan bantuan mobil sampah dari DLH.
"Saya ingin mempunyai kendaraan sendiri sehingga bisa langsung mengambil ke masyarakat. Karena, BSI diharapkan bisa mandiri," tutur dia.
Baca juga: Ubah Sampah Jadi Berkah, Kisah Bank Sampah Semutharjo Selamatkan Sungai Pusur
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya