Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Kompas.com, 18 April 2025, 18:30 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Perusahaan pengemasan DS Smith menemukan bahwa warga Inggris setidaknya rata-rata menerima tiga telur cokelat setiap perayaan Paskah.

Jika kemudian dihitung di tingkat nasional, warga Inggris total mengonsumsi sekitar 123.000 telur cokelat setiap Paskah sehingga DS Smith memperkirakan total sampah kemasan telur Paskah bisa mencapai lebih dari 8000 ton per tahun.

Telur cokelat Paskah sendiri merupakan makanan manis berbentuk telur yang biasanya dinikmati atau diberikan pada hari raya Paskah sebagai hadiah.

Temuan yang didapat melalui survei terhadap 2000 orang di Inggris ini pun juga akhirnya meninggalkan kebingungan soal bagaimana cara mendaur ulangnya.

Mengutip Edie, Jumat (18/4/2025) mayoritas (65 persen) responden yang disurvei berpendapat bahwa telur Paskah dikemas secara berlebihan.

Seperempat responden juga menyebut mereka terganggu oleh sampah plastik yang terkait dengan Paskah, bahkan lebih banyak yang beralih ke kemasan bebas plastik.

Baca juga: Tingkat Daur Ulang Plastik di Dunia Baru 9 Persen

Hal tersebut membuat produsen atau penjual yang menawarkan telur Paskah dengan kemasan yang berkelanjutan lebih menarik perhatian konsumen yang peduli lingkungan.

Sebanyak 22 persen konsumen yang disurvei bahkan secara spesifik memilih telur berdasarkan apakah kemasannya dapat didaur ulang sepenuhnya.

Namun, kendati minat konsumen terhadap kemasan telur yang bisa didaur ulang, survei menemukan adanya kebingungan di kalangan masyarakat terkait dengan proses daur ulang kemasan telur tersebut.

Sepertiga (33 persen) responden merasa bingung mengenai jenis-jenis kemasan telur apa saja yang dapat didaur ulang. Sedangkan sebanyak 26 persen responden menyatakan bahwa instruksi daur ulang yang tertera pada kemasan telur tidak jelas atau sulit dipahami.

Sementara 36 persen responden mengklaim bahwa mereka tidak dapat mendaur ulang beberapa jenis kemasan telur karena fasilitas atau program daur ulang yang tersedia di wilayah tempat tinggal mereka terbatas atau tidak menerima jenis kemasan tersebut.

Meskipun 89 persen dari responden yang disurvei mendaur ulang kemasan kotak luar yang biasanya terbuat dari karton atau kardus, hanya 36 persen yang mendaur ulang pembungkus aluminium foil telur.

Selain itu, hanya 17 persen yang mendaur ulang kotak plastik tempat telur-telur tersebut dijual, menunjukkan tingkat daur ulang yang paling rendah.

"Telur cokelat adalah bagian yang menyenangkan dari perayaan Paskah, dengan rata-rata orang Inggris mengonsumsi 165 camilan ini sepanjang hidup mereka," kata Samatha Upham, manajer keberlanjutan senior DS Smith.

Baca juga: Standar Pelaporan Emisi Kakao Terbit, Dorong Cokelat Berkelanjutan

"Sayangnya, meski sebagian besar telur akan habis dimakan pada hari perayaan Paskah, kemasan tempat telur-telur itu dapat memiliki siklus hidup yang jauh lebih panjang jika tidak didaur ulang dengan baik," katanya lagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau