Namun, pada tahun 2023, tingkat perbaikan global hanya 1,3 persen, karena aktivitas industri pasca-pandemi meningkat dan upaya efisiensi tertinggal dari pertumbuhan permintaan.
Meski ada tantangan itu, anggota program EP100 menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Sebagian besar dari mereka diperkirakan akan mencapai target efisiensi energi 80 persen lebih cepat dari jadwal.
Baca juga: Laporan Climate Analytics: Transisi Energi Indonesia Lamban
Hanya pada tahun 2023 saja, para anggota mengurangi emisi sebesar 55,1 juta metrik ton CO2e atau setara dengan penggunaan listrik 11,4 juta rumah di AS sambil menghasilkan penghematan finansial sebesar 164 juta dollar AS.
Lebih lanjut, seiring semakin dekatnya batas waktu tahun 2030, Climate Group menyerukan lebih banyak perusahaan untuk bergabung dengan EP100.
Saat ini program ini memiliki 113 anggota, yang secara kolektif telah mengurangi emisi sebesar 450 juta metrik ton CO2e dan melakukan penghematan sebesar 1,7 miliar dollar AS.
Climate Group juga tidak hanya fokus pada perusahaan melalui inisiatif EP100, tetapi juga berencana untuk menggunakan program ini sebagai dasar untuk mendorong perubahan kebijakan di tingkat nasional.
Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung upaya efisiensi energi perusahaan dan menyoroti pentingnya regulasi seperti kode bangunan yang lebih ketat dan standar kinerja energi minimum untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kita perlu mendorong dampak yang lebih besar dengan memangkas permintaan energi dan emisi. Perusahaan memiliki teknologi, keahlian, dan modal untuk mengubah arus efisiensi energi dan anggota EP100 adalah buktinya," kata Kepala eksekutif Climate Group, Helen Clarkson.
"Sudah waktunya untuk memanfaatkan pengetahuan ini untuk berani meminta dukungan kebijakan yang lebih kuat dan menunjukkan kepada bisnis lain manfaat luar biasa dari peningkatan efisiensi energi,” tambahnya.
Baca juga: Inggris-RI Perkuat Kerja Sama Atasi Krisis Iklim hingga Biodiversitas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya