Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Listrik Bisa Menjadi Solusi Menyelamatkan Bumi

Kompas.com - 22/04/2025, 20:01 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ABC

KOMPAS.com — Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Peneliti transportasi di Universitas Teknologi Sydney, Robin Smit menunjukkan penggunaan mobil listrik bisa membantu menyelamatkan bumi.

Penelitian tersebut membandingkan mobil listrik dan mobil berbahan bakar bensin tradisional lalu melihat emisi siklus hidupnya.

Pada tahap awal, mobil konvensional dan mobil yang menggunakan listrik, tidak memiliki perbedaan emisi yang signifikan, masing-masing berada di angka 8,4 CO2 dan 7,9 CO2.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Insentif Mobil Listrik Tetap Ada pada 2025

Barulah, saat ditambahkan baterai untuk mobil listrik, mobil tersebut mengalami peningkatan kandungan emisi karbon.

Namun, para ahli mengatakan, bahwa kandungan emisi yang dikandung mobil listrik akan menurun seiring banyaknya komponen baterai yang dibuat menggunakan energi terbarukan.

“Dibutuhkan energi untuk memproduksi baterai di dekarbonisasi, sehingga emisi pada baterai bisa lebih rendah,” ujar peneliti transportasi di Universitas Teknologi Sydney, Robin Smit, sebagaimana dikutip dari ABC.net pada Selasa (22/04/2025)

Sampai di sini, mobil yang menggunakan bahan bakar listrik memang menyimpan lebih banyak emisi karbon pada baterai yang mereka gunakan.

Perbandingan Tahap Uji coba Dijalan

Biro Statistik Australia (ABS) memperkirakan rata-rata mobil Australia melaju sekitar 12.600 kilometer setahun, atau 189.000 kilometer selama masa pakainya.

Maka proses uji coba dijalan ini dilakukan berdasarkan angka tersebut.

Saat diuji coba di jalanan, mobil berbahan bakar bensin menghasilkan lebih banyak emisi karbon, hampir 46 ton CO2. Berbanding jauh dengan mobil yang menggunakan bahan bakar listrik yang hanya menghasilkan 10 ton CO2.

Emisi 46 ton CO2 yang dihasilkan itu sudah termasuk dengan memperhitungkan emisi yang berasal dari kegiatan penyulingan BBM.

“Selain itu, ada juga biaya emisi gas rumah kaca selama proses pengadaan hingga pengisian bahan bakar mobil agar dapat beroperasi,” kata Profesor Smit.

Baca juga: Mobil Listrik Karya Mahasiswa Palangkaraya Bakal Bertarung di Jakarta

Lebih lanjut Smit mengatakan bahwa penggunaan penggunaan BBM tidaklah efisien, hanya 20-30 persen bahan bakar yang digunakan untuk bisa membuat mobil berjalan. Selebihnya terbakar menjadi polusi.

Sampai sini, mobil yang menggunakan BBM menghasilkan lebih banyak emisi karbon dan menjadi penyebab pencemaran jika dibandingkan dengan mobil listrik.

Bahkan jika komposisi listrik yang digunakan lebih banyak menggunakan energi baru terbarukan, dalam penelitian ini, diproyeksikan pada tahun 2030, mobil listrik yang sama akan menghasilkan emisi yang lebih rendah.

Simulasi Manfaatkan Panel Surya

Lebih lanjut, penelitian ini juga melakukan simulasi bagaimana jika mobil listrik diisi ulang dengan menggunakan panel surya yang berada di atap-atap rumah.

Saat ini di Australia, lebih dari 3 juta rumah menggunakan panel surya sebagai sumber listrik sehari-hari.

Tim peneliti melakukan penelitian mengisi ulang mobil listrik dengan menggunakan panel Surya yang sama yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Hasilnya, mobil yang diisi menggunakan panel surya menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah.

"Ketika menggunakan panel surya, emisi yang dihasilkan pada dasarnya sangat kecil hingga dapat diabaikan karena tidak akan menjadi ancaman bagi bumi dan iklim,” ujar Smit.

Baca juga: 15 Juta Mobil Listrik Ditarget Mengaspal Tahun 2030

Smit juga menambahkan bahwa sebagian besar material dalam mobil dapat didaur ulang, sehingga bisa mengimbangi sebagian emisi dari produksi mobil di awal siklus.

Apakah Mobil Listrik Bisa Menyelamatkan Dunia?

Jika pertanyaan apakah penggunaan mobil listrik dapat membantu menyelamatkan bumi? Jawabannya iya.

Secara keseluruhan, mobil listrik menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dan efek rumah kaca yang memberikan dampak buruk pada bumi kita ini.

Bahkan jika jaringan listrik yang masih menggunakan beberapa bahan bakar fosil, mobil listrik tetap menghasilkan emisi karbon jauh lebih rendah secara keseluruhan, dan hal itu akan terus turun seiring dengan lebih banyak listrik yang lebih ramah lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau