Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Karbon Internasional tembus 1,6 Juta Ton CO2

Kompas.com - 23/04/2025, 09:35 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa perdagangan karbon internasional menembus 1,6 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) sejak diluncurkan pada September 2023 lalu. Menurut dia, capaian ini menunjukkan performa yang cukup menjanjikan dengan nilai transaksi hampir Rp 80 miliar.

"Bursa karbon Indonesia cukup menarik sehingga kami sudah, bahkan mendapatkan permintaan dari pemilik-pemilik proyek dari luar Indonesia yang ingin mendaftarkan karbon kreditnya di IDXCarbon," kata Iman dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).

Ia menyebutkan, volume transaksi Indonesia delapan kali lebih besar dibandingkan Malaysia. Angkanya, dua kali lipat lebih tinggi dari perdagangan karbon Jepang yang diluncurkan hampir bersamaan dengan IDXCarbon.

Baca juga: Microsoft Beli 3,7 Juta Ton Karbon dari Proyek Carbon Dioxide Removal

Iman lalu memastikan, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara untuk mengatasi emisi karbon.

"Fokus kami saat ini adalah membuka perdagangan unit karbon Indonesia kepada audiens internasional selebar-lebarnya," ucap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menilai bahwa Indonesia membutuhkan sokongan dari sektor-sektor baru yang memiliki potensi besar salah satunya adalah ekonomi karbon guna mendorong target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Karena itu, pihaknya tengah menyusun regulasi untuk memperkuat ekosistem pasar karbon.

Baca juga: Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan

“Kami sedang menggarap UU EBT, yang mengandung nilai ekonomi karbon dari carbon, capture, and storage (CCS) dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Setelah itu kami akan masuk revisi UU Migas yang mencakup aspek karbon yang bisa diperdagangkan seperti CCS,” jelas Eddy.

Target Stadarisasi Internasional

Kini, Kementerian Lingkungan Hidup berupaya mendorong tercapainya Mutual Recognition Arrangement (MRA) atau kesepakatan antarnegara dan standar karbon internasional seperti Verra, Gold Standard, Puro Earth, serta Plan Vivo.

"Dengan Gold Standard kami sudah berkomunikasi intensif, targetnya, MRA dengan Gold Standard bisa ditandatangani sekitar Mei atau Juni. Dengan Verra, draft (MRA) sudah kami terima, sekarang sedang dikaji tim kami," papar Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono.

Langkah itu dinilai penting untuk membuka peluang bagi proyek karbon dalam negeri agar bisa diperdagangkan secara internasional. Selain membidik permintaan pasar internasional, KLH juga mengupayakan meningkatkan suplai karbon domestik.

Baca juga: Energi Bersih Melonjak, tetapi Emisi Karbon Capai Titik Tertinggi

Beberapa sektor yang mencakup biochar, limbah sawit, dan proyek BUMN seperti Pertamina NRE disiapkan sebagai sumber pasokan kredit karbon.

Diaz menegaskan, kerja sama internasional tetap mengacu pada prinsip nasional yakni seluruh proyek karbon wajib terdaftar di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI), mendukung pencapaian National Determined Contribution (NDC) Indonesia melalui mekanisme buffer, dan transaksi pertama dilakukan di Indonesia agar dapat dicatatkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Sejalan dengan hal ini, IDXCarbon sedang mempersiapkan diri dengan menjajaki keanggotaan dengan Verra dan Gold Standard serta memperkuat infrastruktur teknologi untuk integrasi sistem.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Swasta
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Pemerintah
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Pemerintah
DLH Jakarta Akui Sulit Setop 'Open Dumping' di TPS Bantargebang
DLH Jakarta Akui Sulit Setop "Open Dumping" di TPS Bantargebang
Pemerintah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
Pemerintah
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
Pemerintah
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
Swasta
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Pemerintah
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
LSM/Figur
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
LSM/Figur
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
Pemerintah
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
LSM/Figur
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan
Swasta
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
BRIN Jelaskan Bagaimana Bakar Sampah Bisa Datangkan Hujan Mikroplastik
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau