Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Kompas.com, 25 April 2025, 14:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Sebuah studi global baru menemukan bahwa perusahaan yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam strategi keberlanjutan mereka mencapai hasil lingkungan dan operasional tiga kali lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang memisahkan kedua area tersebut.

Temuan tersebut berdasarkan survei terhadap lebih dari 650 organisasi di berbagai industri secara global yang dilakukan oleh Brightline Initiative dan didukung oleh Project Management Institute (PMI).

Mengutip Edie, Jumat (25/4/2025) laporan tersebut menemukan bahwa perusahaan yang menggabungkan AI dan keberlanjutan melaporkan pengurangan emisi karbon rata-rata sebesar 26 persen.

Dalam studi ini, organisasi dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bagaimana mereka menggunakan AI dan mengelola keberlanjutan yakni Pemimpin (Leaders), Pengikut (Followers), dan Tertinggal (Laggards).

Baca juga: IMF: AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Biaya Emisi Karbon Bisa Dikelola

Kelompok "Pemimpin" adalah organisasi yang paling berhasil karena mereka secara sengaja dan terencana (strategis) menghubungkan penggunaan AI dengan target-target keberlanjutan yang ingin mereka capai.

Mereka tidak hanya menggunakan AI untuk keuntungan bisnis, tetapi juga untuk membantu melindungi lingkungan dan mencapai praktik yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, sekitar 31 persen dari perusahaan atau organisasi yang telah mahir dalam mengadopsi AI melaporkan keberhasilan dalam upaya efisiensi energi.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 8 persen dari perusahaan atau organisasi yang masih dalam tahap awal penggunaan AI.

Laporan juga menguraikan kerangka kerja tiga langkah untuk membantu perusahaan mengintegrasikan AI ke dalam upaya keberlanjutan mereka.

Langkah tersebut termasuk membangun fondasi data yang kuat, mengembangkan kemampuan lintas fungsi, dan menyelaraskan strategi di tingkat dewan direksi.

"AI bukanlah solusi ajaib, tetapi ia adalah katalisator," kata Presiden dan CEO PMI, Pierre Le Manh.

"Ketika diintegrasikan ke dalam strategi keberlanjutan dengan kepemimpinan yang kuat, data yang bersih, dan kolaborasi lintas fungsi, AI menciptakan siklus dampak dan reinvestasi yang positif," paparnya lagi.

AI di Berbagai Industri

Laporan juga merinci bagaimana berbagai sektor industri menerapkan AI secara konkret untuk mencapai tujuan keberlanjutan.

Dalam sektor manufaktur, 33 persen perusahaan menggunakan pemeliharaan prediktif untuk mengurangi waktu henti (downtime), kemudian 23 persen menerapkan AI untuk kontrol kualitas, dan 20 persen menggunakannya untuk mengoptimalkan lini produksi.

Kemudian sebanyak 33 persen dari perusahaan atau organisasi yang berpartisipasi dalam survei menggunakan sistem AI untuk merencanakan rute pengiriman dan logistik yang paling efisien.

Baca juga: Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Sementara itu, 25 persen organisasi di berbagai industri menggunakan AI untuk pemantauan energi secara real-time, dan 22 persen melacak jejak karbon mereka melalui sistem AI.

Studi ini menemukan bahwa ketika organisasi mulai mengintegrasikan AI ke dalam upaya keberlanjutan mereka, mereka seringkali melihat hasil positif yang cepat, seperti penurunan emisi atau penghematan uang.

Keberhasilan awal ini kemudian memberikan dorongan dan alasan yang kuat untuk terus berinvestasi lebih banyak dalam inisiatif keberlanjutan berbasis AI.

Proses yang disebut efek rantai sinergis ini menciptakan sebuah siklus positif di mana keberhasilan awal memicu lebih banyak tindakan dan investasi, yang mengarah pada kemajuan keberlanjutan yang berkelanjutan dan semakin meningkat.

Data tersebut juga menunjukkan ketika AI dapat diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai departemen di seluruh perusahaan, maka manfaat dari penggunaan AI akan lebih mudah diterapkan dan dirasakan di seluruh perusahaan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau