Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Dekarbonisasi Industri, Teknologi Jadi Salah Satu Kunci

Kompas.com - 25/04/2025, 10:03 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Bumi, GreenTeams (PT Trusur Unggul Teknusa) menyatakan siap mendukung implementasi road map atau peta jalan dekarbonisasi

Founder GreenTeams, Jaja Ahmad Subarja, mengatakan bahwa pihaknya optimistis dekarbonisasi industri dapat tercapai dengan teknologi yang menghasilkan data akurat, transparan, dan dapat ditindaklanjuti.

"Data tersebut menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan, perencanaan strategi pengurangan emisi, serta pemenuhan regulasi lingkungan," ungkap Jaja dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025). 

Hal ini disampaikan, dalam diskusi yang digelar bersama Ecoxyztem bertajuk Peta Jalan Dekarbonisasi Industri di Indonesia: Strategi Menuju Net Zero 2050. 

Baca juga: Bahan Bakar Hidrogen Jadi Salah Satu Strategi Dekarbonisasi Indonesia

Forum itu mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian, ahli di bidang lingkungan serta 10 pelaku industri yang wajib menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK).

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

"GreenTeams siap mendampingi industri dan regulator dalam pemantauan kualitas udara dan emisi secara berkelanjutan, guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," jelas Jaja. 

Sementara itu, Kepala Kelompok Kerja Pengendalian Pencemaran dan Mutu (Pokja PPMU), Noor Rachmaniah, mengapresiasi pemasangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang dilakukan oleh kawasan industri MM2100 di Cikarang.

Baca juga: Platform AEP Diluncurkan untuk Bandingkan Dekarbonisasi di Berbagai Sektor Industri

Nantinya, akan ada penambahan titik SPKUA sesuai arahan Menteri Lingkungan Hidup. 

"Pemasangan minimal dua titik SPKUA yang mengikuti arah angin up wind dan down wind, dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap lokasi kawasan ini," ucap Noor. 

"Hasil pemantauan SPKUA tersebut ditampilkan dalam bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)," imbuh dia.

Adapun pemantauan emisi secara berkelanjutan, termasuk pembangunan SPKU di kawasan industri menjadi langkah menghasilkan data yang transparan. Data ini penting untuk mendukung evaluasi, akuntabilitas, serta pengambilan kebijakan yang tepat dalam upaya dekarbonisasi.

Baca juga: Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Ketua Tim Dekarbonisasi Industri Kemenperin, Sri Gadis Pari Bekti, menyebut pihaknya tengah menyiapkan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri yang bakal dirilis dalam waktu dekat. 

"Roadmap ini bertujuan untuk memfasilitasi transisi yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan target keberlanjutan untuk pencapaian Net Zero Emission sektor industri pada tahun 2050 atau sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional," ujar Sri. 

Hasil diskusi menunjukkan, keberlanjutan kini telah menjadi standar baru dalam rantai pasok global. Bahkan, produk yang secara teknis sudah baik pun bisa ditolak pasar jika dinilai memiliki jejak karbon yang terlalu tinggi. 

Karena itu, penting bagi industri mengelola maupun mengantisipasi dampak lingkungan sejak awal proses produksi sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Baca juga: Dekarbonisasi Penerbangan, Airbus Kembangkan Pesawat Tenaga Hidrogen

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau