Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CATL Luncurkan Baterai EV Baru, 5 Menit Charge buat Jarak 482 km

Kompas.com, 27 April 2025, 19:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Raksasa baterai asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), resmi memperkenalkan baterai kendaraan listrik (EV) generasi kedua yang mampu menempuh jarak lebih dari 300 mil hanya dengan lima menit pengisian daya.

Inovasi ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknologi baterai EV global dan semakin mengukuhkan posisi Tiongkok sebagai pemimpin industri kendaraan listrik dunia.

Teknologi Baterai EV Makin Canggih, Dominasi Tiongkok Makin Kuat

Baterai terbaru bernama Shenxing generasi kedua ini tidak hanya menawarkan kecepatan pengisian daya yang luar biasa, tetapi juga dapat berfungsi optimal di suhu ekstrem, termasuk suhu minus 10 derajat Celsius.

Dalam uji coba, mobil listrik dengan baterai Shenxing mampu mengisi daya dari 5 persen ke 80 persen hanya dalam 15 menit—bahkan dalam kondisi dingin ekstrem.

Hal itu menjawab dua tantangan terbesar adopsi EV secara global: waktu pengisian yang lama dan jarak tempuh terbatas.

Seiring peluncuran teknologi ini, CATL juga memperkenalkan inovasi lain seperti baterai natrium Naxtra dan sistem daya ganda, yang diklaim mampu memperluas jarak tempuh kendaraan hingga 1.000 kilometer.

Penjualan Mobil Listrik Naik 25 Persen, Didukung Inovasi dan Harga Bahan Baku

Tahun 2024 menjadi masa keemasan kendaraan listrik global, dengan total penjualan mencapai 17 juta unit, naik 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Turunnya harga litium hingga 85 persen sejak 2022 dan peningkatan kapasitas produksi baterai global hingga 3 TWh turut mempercepat penetrasi EV ke pasar massal.

Kombinasi antara inovasi baterai dan efisiensi biaya produksi menjadi kunci utama pertumbuhan ini.

Baca juga: LG Pamerkan Baterai Mobil Listrik Mid-Nickel, Bakal Diproduksi di Indonesia?

Persaingan Ketat: CATL vs BYD, dan Dampaknya ke Investasi Global

CATL bukan satu-satunya pemain besar. BYD, kompetitor kuat sesama Tiongkok, pada Maret lalu juga meluncurkan teknologi sistem pengisian daya ultra cepat versi mereka sendiri.

Sementara itu, di tengah ketatnya persaingan teknologi, LG Energy Solution (LGES) dari Korea Selatan justru memutuskan mundur dari proyek baterai bernilai miliaran dolar di Indonesia.

Proyek ini sebelumnya mencakup seluruh rantai pasok baterai, mulai dari pertambangan hingga produksi sel.

Meski begitu, LGES tetap menunjukkan komitmen lewat HLI Green Power, usaha patungan dengan Hyundai yang telah membangun pabrik baterai EV pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 10 GWh.

Indonesia Tetap Jadi Kunci Rantai Pasok Global

Mundurnya LGES menjadi peringatan, namun Indonesia tetap optimis. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia masih menjadi magnet utama investasi hilirisasi baterai.

PT Aneka Tambang (Antam) menyatakan akan mencari mitra strategis baru untuk melanjutkan proyek-proyek baterai nasional. Langkah ini penting untuk menjaga posisi Indonesia di tengah geopolitik rantai pasok energi bersih yang terus berubah.

Lompatan teknologi dari CATL dan keluarnya LGES dari Indonesia menandai dinamika baru dalam pertarungan geopolitik rantai pasok energi bersih.

Seiring konsolidasi industri dan upaya pelokalan produksi baterai oleh banyak negara, Indonesia dihadapkan pada tantangan dan peluang untuk mempertahankan daya tarik investasinya.

Baca juga: Mobil Listrik Bisa Menjadi Solusi Menyelamatkan Bumi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau