KOMPAS.com - Otoritas pasar modal Kanada mengumumkan bahwa mereka menunda pengembangan sejumlah inisiatif terkait pelaporan keberlanjutan, termasuk aturan wajib pelaporan risiko iklim dan revisi ketentuan pelaporan keberagaman.
Langkah tersebut diumumkan oleh Canadian Securities Administrators (CSA), lembaga yang memayungi regulator sekuritas provinsi dan teritorial di Kanada.
CSA menyatakan, penundaan ini dilakukan untuk "memberi ruang bagi pasar dan pelaku usaha Kanada untuk beradaptasi terhadap perubahan regulasi global, khususnya di Amerika Serikat dan Uni Eropa."
Di Eropa, Uni Eropa sedang meninjau ulang cakupan dan kompleksitas aturan pelaporan keberlanjutan melalui proses yang dikenal sebagai Omnibus, bertujuan menyederhanakan penerapan regulasi CSRD.
Sementara itu di Amerika Serikat, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) bahkan sedang mempertimbangkan untuk membatalkan sepenuhnya rencana aturan pelaporan iklim yang sebelumnya diusulkan.
Ketua CSA sekaligus Kepala Otoritas Sekuritas Alberta, Stan Magidson, menjelaskan bahwa perubahan lanskap ekonomi dan geopolitik global telah menciptakan ketidakpastian yang tinggi dan tantangan baru bagi daya saing perusahaan di Kanada.
“Dalam beberapa bulan terakhir, ekonomi global dan lanskap geopolitik berubah signifikan, memicu ketidakpastian dan perhatian Kanada. Oleh karena itu, CSA memprioritaskan inisiatif yang dapat meningkatkan daya saing, efisiensi, dan ketahanan pasar modal Kanada,” ujar Magidson seperti dikutip ESG Today, Kamis (24/4/2025).
Keputusan ini menandai perubahan arah kebijakan yang cukup drastis. Padahal, pada Desember lalu, Canadian Sustainability Standards Board (CSSB) baru saja merilis standar pelaporan keberlanjutan berbasis ISSB (International Sustainability Standards Board), dan CSA sempat menyatakan bahwa mereka akan menjadikan standar tersebut sebagai landasan aturan wajib pelaporan iklim.
Baca juga: BEI: 873 Perusahaan Penuhi Laporan Keberlanjutan
Kini, dalam pembaruan terbarunya, CSA menyebut bahwa standar CSSB tetap berguna sebagai acuan sukarela dan mendorong perusahaan untuk merujuk pada standar tersebut dalam menyusun laporan keberlanjutan mereka.
Langkah CSA ini menuai kritik dari kalangan pemerhati lingkungan dan keuangan hijau. Mereka menilai bahwa penundaan aturan justru berisiko tinggi bagi investor dan dunia usaha.
Julie Segal, Manajer Senior Pembiayaan Iklim di Environmental Defence Canada, menyebut langkah CSA sebagai sebuah kemunduran.
"Menunda kewajiban dunia usaha untuk bersiap menghadapi perubahan iklim hanya akan membuat bisnis kurang siap, investor kurang mendapat informasi, dan ekonomi Kanada kehilangan daya saing. Melindungi Kanada berarti mewajibkan pelaporan risiko iklim secara menyeluruh dan memiliki rencana transisi yang kredibel,” kata Julie Segal, Senior Manager of Climate Finance di Environmental Defence Canada.
Ia menambahkan bahwa perlindungan ekonomi Kanada hanya dapat dicapai melalui penerapan pelaporan risiko iklim yang transparan dan rencana transisi yang kredibel.
Meskipun saat ini dihentikan, CSA menyatakan akan terus memantau perkembangan regulasi iklim dan keberagaman baik di dalam negeri maupun secara global. Mereka juga berkomitmen untuk meninjau kembali proyek regulasi tersebut di tahun-tahun mendatang.
Ketua CSSB yang baru, Wendy Berman, menegaskan bahwa meskipun pendekatan regulasi bisa berubah, kebutuhan terhadap informasi keberlanjutan yang kredibel dan konsisten tetap tinggi di seluruh dunia, termasuk di Kanada.
Baca juga: Laporan Keberlanjutan: Cuma 2 Persen Korporat Raih Nilai A, Tapi Naik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya