Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Limbah Industri Berubah Jadi Batu, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 30/04/2025, 16:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Proses geologis yang menciptakan batuan biasanya berlangsung selama ribuan bahkan jutaan tahun.

Namun, peneliti menemukan, proses itu sebenarnya bisa berlangsung lebih cepat, bahkan dalam waktu kurang dari empat dekade.

Studi mengindikasikan bahwa aktivitas manusia menjadi penyebab utama dari pembentukan batuan yang lebih cepat ini.

Melansir Gizmodo, Selasa (29/4/2025), peneliti dari Sekolah Ilmu Geografi dan Bumi Universitas Glasgow di Inggris menemukan bahwa produk limbah dari industri baja (terak) membentuk jenis batuan baru di Cumbria Barat dalam waktu paling lama 35 tahun.

Mereka mengklaim telah mendokumentasikan siklus pembentukan batuan antropoklastik cepat pertama di darat. Batuan antropoklastik merupakan batuan yang dipercepat secara signifikan dengan menggabungkan material buatan manusia.

Baca juga: Industri “Fast Fashion” Hasilkan Limbah Tekstil Tak Terkelola 92 Juta Ton Per Tahun

Para peneliti juga memperingatkan bahwa fenomena ini kemungkinan berdampak buruk pada ekosistem dan keanekaragaman hayati di lokasi limbah industri lainnya di seluruh dunia.

Salah satu penulis studi, Amanda Owen, mengatakan bahwa temuan studi menunjukkan urgensi dalam pengelolaan limbah industri.

"Proses pembatuan yang terjadi dalam hitungan dekade, bukan ratusan atau ribuan tahun, berarti bahwa waktu untuk menemukan solusi penyimpanan limbah yang aman dan minim dampak lingkungan jauh lebih terbatas dari yang diperkirakan sebelumnya," katanya.

" Limbah yang telah mengeras menjadi batu akan menjadi masalah yang lebih besar dan sulit untuk ditangani di masa depan," ungkap Owen.

Selama abad ke-19 dan ke-20, Derwent Howe di Cumbria Barat menjadi lokasi industri besi dan baja berat.

Sebanyak 27 juta meter kubik terak yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik berubah menjadi tebing di sepanjang garis pantai, di mana formasi-formasi aneh di sepanjang tebing buatan manusia menarik perhatian Owen dan rekan-rekannya.

Dengan menganalisis 13 lokasi di sepanjang pantai, para peneliti menyimpulkan bahwa terak Derwent Howe mengandung endapan kalsium, magnesium, besi, dan mangan. Ketika terpapar air laut dan udara melalui erosi pantai, elemen-elemen reaktif ini menciptakan semen alami seperti brucite, calcite, dan goethite.

Baca juga: Pemerintah Desak Produsen Olah Limbah Plastik Sendiri

Itu merupakan bahan yang sama yang mengikat batuan sedimen alami bersama-sama selama ribuan hingga jutaan tahun.

"Yang luar biasa adalah bahwa kita telah menemukan material buatan manusia ini menyatu ke dalam sistem alami dan mengalami litifikasi atau pada dasarnya berubah menjadi batu selama beberapa dekade saja," jelas Owen.

"Ini menantang pemahaman kita tentang bagaimana sebuah batuan terbentuk, dan menunjukkan bahwa material limbah yang telah kita hasilkan dalam menciptakan dunia modern akan memiliki dampak yang tidak dapat diubah pada masa depan kita," paparnya lagi.

Owen juga memperingatkan bahwa fenomena pembentukan batuan yang cepat dari limbah industri dapat memiliki konsekuensi ekologis yang luas, mempengaruhi ekosistem darat dan laut, serta respons garis pantai terhadap perubahan iklim.

Ia juga menekankan bahwa model pengelolaan lingkungan yang ada saat ini belum memperhitungkan fenomena ini, padahal model tersebut krusial untuk upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.

Ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk memperbarui pemahaman dan model lingkungan kita agar mencakup dampak dari limbah industri yang mengeras menjadi batuan.

Ke depannya, tim berharap untuk terus menyelidiki siklus sistem Bumi baru ini dengan menganalisis endapan terak lainnya.

Pada akhirnya, studi ini juga menunjukkan bahwa manusia tidak hanya mendorong pemanasan global. Manusia juga mempercepat proses geologis kuno.

Studi diterbitkan pada 10 April 2025 di jurnal Geology.

Baca juga: Kearifan Lokal Perlu Dilibatkan dalam Penanggulangan Krisis Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

'Bule Sampah' Benedict Wermter: Atasi Sampah Tak Cukup dengan Aksi Bersih-bersih

"Bule Sampah" Benedict Wermter: Atasi Sampah Tak Cukup dengan Aksi Bersih-bersih

LSM/Figur
Koin Scholas dari Paus Fransiskus, Simbol Penghargaan atas Kontribusi Sosial Warga Binaan

Koin Scholas dari Paus Fransiskus, Simbol Penghargaan atas Kontribusi Sosial Warga Binaan

LSM/Figur
China Ingkar Janji, Masih Danai 88 Persen Proyek Batu Bara BRICS

China Ingkar Janji, Masih Danai 88 Persen Proyek Batu Bara BRICS

Pemerintah
Merek Mewah Gucci Susun Rencana Keberlanjutan, Atasi Tantangan Air

Merek Mewah Gucci Susun Rencana Keberlanjutan, Atasi Tantangan Air

Swasta
Tegaskan Langkah Hijau, MMSGI Sabet Penghargaan The Best Corporate Transparency and Emission Reduction Award 2025

Tegaskan Langkah Hijau, MMSGI Sabet Penghargaan The Best Corporate Transparency and Emission Reduction Award 2025

Swasta
Krisis Iklim Merenggut Kesempatan Anak untuk Bersekolah

Krisis Iklim Merenggut Kesempatan Anak untuk Bersekolah

Pemerintah
Masalah Kronis di Balik Kebijakan Bali soal Air Minum Dalam Kemasan

Masalah Kronis di Balik Kebijakan Bali soal Air Minum Dalam Kemasan

Pemerintah
Dalam 5 Tahun, Indonesia Punya Tambahan 30 Spesies Baru Burung

Dalam 5 Tahun, Indonesia Punya Tambahan 30 Spesies Baru Burung

Pemerintah
SUN Energy Luncurkan 'SUN RISE', Program Edukasi Energi Terbarukan Percepat Transisi Energi Nasional

SUN Energy Luncurkan "SUN RISE", Program Edukasi Energi Terbarukan Percepat Transisi Energi Nasional

Swasta
Imbalan Pelepasan Hiu dan Pari yang Tertangkap, Risiko dan Harapannya

Imbalan Pelepasan Hiu dan Pari yang Tertangkap, Risiko dan Harapannya

LSM/Figur
Wali Kota Turki Datangi Jakarta, Bicarakan Solusi Pengelolaan Sampah

Wali Kota Turki Datangi Jakarta, Bicarakan Solusi Pengelolaan Sampah

LSM/Figur
Wahana Visi Indonesia Luncurkan Program Ketahanan Pangan di Asmat

Wahana Visi Indonesia Luncurkan Program Ketahanan Pangan di Asmat

LSM/Figur
Sumbangkan Gadget Bekas, Masyarakat Bisa Dapat Voucher Rp 200.000

Sumbangkan Gadget Bekas, Masyarakat Bisa Dapat Voucher Rp 200.000

Swasta
Satelit Biomassa Diluncurkan untuk Hitung Karbon Hutan

Satelit Biomassa Diluncurkan untuk Hitung Karbon Hutan

Pemerintah
Libatkan Masyarakat Kelola Pesisir dan Laut Berkelanjutan, YKAN Gelar Ekspedisi di Maluku

Libatkan Masyarakat Kelola Pesisir dan Laut Berkelanjutan, YKAN Gelar Ekspedisi di Maluku

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau