Paus Leo XIV tentu paham benar keadaan negerinya. Jika benar spekulasi bahwa jejak pro-lingkungan Paus Fransiskus akan diteruskan, bisa jadi Paus Leo XIV akan mendapat label “liberal” yang kontras dengan konservatisme Trump.
Menurut saya, Paus Leo XIV tidak perlu menyeret diri dalam pembelahan ideologi di negeri asalnya. Lebih baik dia fokus dengan kawasan dunia yang kebijakan lingkungannya sudah mantap.
Eropa, misalnya, sebagai blok ekonomi tetap fokus dengan pencegahan perubahan iklim. Di sisi lain, Afrika dan Asia diproyeksikan akan terdampak perubahan iklim sehingga perlu dibimbing untuk melakukan adaptasi dan mitigasi.
Ada juga China yang prestasinya dalam menggeber energi terbarukan membuat takjub. Sayangnya, hubungan Vatikan dengan Negeri Panda lagi tidak hangat karena langkah rezim Partai Komunis China yang mengintervensi Gereja Katolik di sana.
Jika kontak bisa dibuka, akan terdapat simbiosis mutualisme dalam perjuangan memangkas emisi karbon.
Laudato Si harus terus digemakan oleh Paus Leo XIV, baik kepada negara-negara Katolik maupun bukan. Usaha pencegahan iklim merupakan aktivitas lintas iman karena bumi ini adalah milik kita bersama.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya