Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abhinav Harikumar
Wakil Presiden, ABB Energy Industries, Asia Tenggara

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di sektor energi, Abhi memimpin strategi ABB di Asia Tenggara untuk membantu pelanggan meningkatkan efisiensi dan mendorong transisi energi mereka. Ia memiliki gelar MBA dari Australian Institute of Business, dan saat ini berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.

Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan

Kompas.com - 22/05/2025, 19:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA tengah memanfaatkan potensi besar geotermal atau panas bumi untuk mendorong transisi energi berkelanjutan.

Sebagai salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia, Indonesia secara strategis mengintegrasikan sumber energi bersih ini ke dalam bauran energi nasional guna memperkuat ketahanan energi.

Energi panas bumi memainkan peran sentral dalam Kebijakan Energi Nasional Indonesia dan menjadi kunci untuk mencapai target pemanfaatan energi terbarukan, termasuk mewujudkan emisi nol bersih pada 2060, serta membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kemandirian energi.

Energi panas bumi menyimpan potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik hijau yang stabil.

Berbeda dengan tenaga surya dan angin yang bergantung pada kondisi cuaca, panas bumi menawarkan sumber energi yang andal— sebuah kunci untuk mengurangi ketergantungan pada energi tak terbarukan dan impor.

Baca juga: 10 Tahun Perjanjian Paris dan Katak dalam Panci Panas

Menurut Asosiasi Panasbumi Indonesia, negara ini menyimpan 40 persen cadangan panas bumi dunia, tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, berkat posisinya di sepanjang Cincin Api Pasifik.

Namun, dari total potensi sekitar 24.000 megawatt, hanya sekitar 10 persen yang telah dimanfaatkan sejauh ini.

Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN 2020-2024), pemerintah menargetkan pemanfaatan panas bumi mencapai sekitar 7.200 megawatt pada 2025.

Perluasan kapasitas ini bukan hanya memperkuat kemandirian energi, tetapi juga membangun masa depan energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Perubahan bauran energi

Bauran energi Indonesia saat ini masih didominasi bahan bakar fosil, yang menyumbang hingga 85 persen dari total sumber energi, sementara energi terbarukan baru berkontribusi sekitar 13-15 persen.

Pemerintah menargetkan peningkatan porsi energi terbarukan menjadi 17-19 persen pada tahun 2025, melalui berbagai inisiatif seperti Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), program wajib biodiesel B35, pemanfaatan biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), serta eksplorasi panas bumi.

Untuk mendorong investasi di sektor panas bumi, pemerintah Indonesia juga menawarkan sejumlah insentif, termasuk tax holiday, pembebasan bea masuk, dan pembebasan pajak bumi dan bangunan selama masa eksplorasi.

Sektor panas bumi Indonesia kini berkembang melampaui sekadar pembangkitan listrik. Dengan output energinya yang stabil, energi panas bumi mulai mendukung teknologi-teknologi baru seperti hidrogen hijau.

Baca juga: Blended Finance: Hambatan atau Kesempatan?

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, panas bumi diproyeksikan menjadi salah satu pilar penting dalam transisi energi nasional.

Kemitraan dan strategi terarah

Memanfaatkan momentum yang ada, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam sektor panas bumi melalui berbagai pengembangan baru.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau