Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Hanya Aksi Emisi Tegas yang Bisa Pulihkan Ekonomi

Kompas.com - 22/05/2025, 16:59 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com-Krisis iklim telah menaikkan harga komoditas dan memperburuk kelaparan.
Hanya tindakan tegas terhadap emisi gas rumah kaca yang dapat memulihkan stabilitas ekonomi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Simon Stiell, sekretaris eksekutif konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim.

"Kekeringan di satu tempat penting seperti di Panama memiliki dampak berantai, memengaruhi komoditas esensial di seluruh dunia, mengurangi panen, mengosongkan rak-rak toko, dan mendorong orang ke dalam kelaparan. Pemanasan global tidak dapat diabaikan,'" papar Stiell, dikutip dari Guardian, Kamis (22/5/2025).

Beberapa tahun terakhir Terusan Panama mengalami kekeringan yang menyebabkan air mencapai titik terendah yang berbahaya dan mengganggu perdagangan internasional.

Baca juga: Krisis Iklim, Eropa Berpotensi Endemik DBD dan Chikungunya

Menurut Stiell krisis iklim ini bisa diatasi jika pemerintah bisa membuat rencana nasional baru tentang emisi gas rumah kaca.

“Kebijakan iklim dapat membantu kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi serta mencegah dampak iklim yang sangat merusak,” katanya.

Dengan sinyal yang tepat dari pemerintah, Stiell mengatakan investor di seluruh dunia 'siap menekan tombol mulai untuk investasi besar-besaran'.

“Jika dilakukan dengan benar, rencana ini dapat mendatangkan banyak manfaat: lebih banyak lapangan pekerjaan, lebih banyak pendapatan, dan siklus investasi yang meningkat,” katanya lagi.

Namun ia juga memperingatkan tantangan mencapai energi bersih dan ketahanan iklim, di mana negara-negara kaya maju pesat dengan energi bersih sementara negara-negara miskin tertinggal dan lebih rentan.

Ironisnya, dana iklim yang sangat dibutuhkan negara-negara miskin untuk investasi energi terbarukan dan perlindungan terhadap dampak perubahan iklim justru semakin terancam, memperburuk ketidakadilan ini.

Penarikan diri Amerika Serikat dari perjanjian Paris dan pembubaran sebagian besar bentuk bantuan luar negeri oleh pemerintahan Trump akan menyebabkan kekurangan puluhan miliar dolar dalam beberapa tahun mendatang.

Dukungan dari negara-negara maju lainnya tampaknya tidak mungkin mengisi kekosongan tersebut.

Baca juga: Pramono Anung Akan Bertemu Wali Kota Kuala Lumpur, Bahas Krisis Iklim hingga Tata Kota

Inggris juga telah memangkas bantuan luar negeri, dari 0,5 persen menjadi 0,3 persen dari PDB nasional.

“Aksi iklim adalah kepentingan semua orang, untuk stabilitas dan kemakmuran di dalam negeri dan di seluruh dunia. Inggris telah menunjukkan kepemimpinan dengan rencana nasionalnya untuk memangkas emisi gas rumah kaca," papar Catherine Pettengell, direktur eksekutif Climate Action Network, Inggris.

"Tetapi tindakan domestik saja tidak cukup. Ujian sebenarnya dari kepemimpinan iklim Inggris adalah penyediaan keuangan iklim bagi mereka yang paling tidak bertanggung jawab tetapi menderita dampak paling dahsyat dari perubahan iklim," tambahnya.

Sebagai penghasil emisi historis terbesar kelima dan ekonomi terbesar keenam, Inggris memiliki tanggung jawab dan kemampuan untuk berbuat lebih banyak untuk berinvestasi dalam aksi iklim yang dibutuhkan dan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam transisi domestik dan global.

sumber https://www.theguardian.com/environment/2025/may/20/only-strong-action-on-emissions-can-restore-economic-stability-un-climate-chief-says

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau