Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Sumbang 34 Persen Emisi, CSP Dorong Dekarbonisasi

Kompas.com, 28 Mei 2025, 19:43 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sektor industri menyumbang 34 persen emisi gas rumah kaca secara langsung dan menjadi salah satu penyumbang terbesar pemanasan global. Karena itu, dekarbonisasi sektor industri dinilai penting untuk menjaga kestabilan suhu bumi.

Hal itu disampaikan Arif Utomo, perwakilan World Resources Institute (WRI), dalam Climate Solutions Partnership (CSP), saat menjadi pembicara dalam sesi pembekalan jurnalis yang digelar CSP di Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2025).

Menurut Arif, dampak krisis iklim saat ini sudah sangat nyata. Sejak era industrialisasi global dimulai sekitar tahun 1970, suhu bumi terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, kenaikan suhu global telah menyentuh angka 1,5 derajat Celcius.

“Kenaikan suhu yang melebihi 1,5 derajat Celcius akan menyebabkan banyak sekali bencana alam yang sebelumnya belum pernah terjadi,” kata Arif.

Lebih lanjut, Arif mengatakan, bencana iklim ini bisa berupa banjir besar, kekeringan panjang, kebakaran hutan, badai, hingga longsor dengan intensitas yang jauh lebih ekstrem.

Situasi inilah, menurut Arif, yang kemudian mendorong lahirnya Kesepakatan Paris (Paris Agreement) yang menargetkan suhu bumi tidak melebihi ambang batas 1,5 derajat Celcius. Salah satu strategi untuk mencapainya adalah dengan mengurangi emisi dari sektor industri.

Arif menyebutkan bahwa angka 34 persen hanyalah emisi langsung (direct emission). Jika dihitung secara keseluruhan—mulai dari konsumsi energi, proses manufaktur, hingga pengolahan limbah—emisi dari sektor industri bahkan bisa mencapai 74,5 persen.

Untuk mendorong dekarbonisasi industri, CSP merancang tiga pendekatan. Pertama, meningkatkan ambisi sektor swasta dalam menurunkan emisi.

“Langkah pertama, kami menaikkan ambisi private sector untuk mengurangi emisi,” ujar Arif.

Menurutnya, pendekatan ini dilakukan dengan mengkomunikasikan transisi energi bukan hanya dari sisi manfaatnya bagi lingkungan, tetapi juga potensi keuntungan jangka panjang bagi para pelaku usaha.

Salah satu contoh implementasinya adalah kerja sama dengan Angkasa Pura, perusahaan BUMN yang mengelola bandara di Indonesia. CSP memberi strategi yang langsung dapat diterapkan untuk membantu perusahaan itu bergerak menuju target net zero.

Langkah kedua adalah mendemonstrasikan bagaimana proses transisi energi dapat dijalankan oleh sektor usaha. Dalam pendekatan ini, CSP bekerja sama dengan merek fesyen H&M dan mitra pemasoknya, Kahatex.

“Kami mendemonstrasikan kepada mereka bagaimana mengganti konsumsi batu bara dengan biomassa berbasis sampah agrikultural sebagai sumber energi produksi,” jelas Arif.

Baca juga: Kelola Pesisir Derawan, Tekan Emisi Setara 72.000 Ton CO2

Upaya ini, menurutnya, masih terus diterapkan oleh Kahatex hingga saat ini.

Pendekatan ketiga adalah membuka peluang bisnis rendah karbon dan memperkuat akses terhadap pendanaan yang mendukung transisi energi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Aceh Terancam Kekurangan Pangan hingga 3 Tahun ke Depan akibat Banjir
Aceh Terancam Kekurangan Pangan hingga 3 Tahun ke Depan akibat Banjir
Pemerintah
Ecoton Temukan Mikroplastik pada Air Hujan dari 4 Wilayah di Jawa Timur
Ecoton Temukan Mikroplastik pada Air Hujan dari 4 Wilayah di Jawa Timur
LSM/Figur
Universitas Brawijaya Kembangkan Biochar dan Kompos untuk Pengelolaan Limbah Pertanian Berbasis Desa
Universitas Brawijaya Kembangkan Biochar dan Kompos untuk Pengelolaan Limbah Pertanian Berbasis Desa
Pemerintah
Ekspansi Sawit hingga Masifnya Permukiman Gerus Hutan di DAS Sumatera Utara
Ekspansi Sawit hingga Masifnya Permukiman Gerus Hutan di DAS Sumatera Utara
Pemerintah
Guru Besar IPB Soroti Pembalakan liar di Balik Bencana Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Soroti Pembalakan liar di Balik Bencana Banjir Sumatera
Pemerintah
Sumatera Darurat Biodiversitas, Habitat Gajah Diprediksi Menyusut 66 Persen
Sumatera Darurat Biodiversitas, Habitat Gajah Diprediksi Menyusut 66 Persen
Pemerintah
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
BUMN
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
LSM/Figur
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Pemerintah
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
LSM/Figur
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
LSM/Figur
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Swasta
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
LSM/Figur
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau