Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Gunung Kuda Longsor karena Penggalian Salah yang Picu Rekahan Tanah

Kompas.com - 04/06/2025, 09:01 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Baba Barus, menduga longsor di tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon longsor karena metode penggalian pada lereng.

Hal itu lantas menciptakan lereng-lereng terjal di area galian tambang, yang memicu longsor dan menewaskan 21 orang.

“Kalau melihat kenampakan visual dari media, cara penggalian yang membuat lereng terjal adalah penyebab utama. Kondisi ini kemungkinan besar diperparah oleh gangguan fisik-mekanik yang mengakibatkan timbulnya rekahan pada massa batuan atau tanah,” kata Baba dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).

Menurut dia, rekahan tersebut melemahkan ikatan antar material yang mengakibatkan runtuhnya massa batuan atau tanah. Baba mengategorikannya sebagai longsor jatuh (falls).

Baca juga: Longsor Gunung Kuda, Bukti Tambang Legal Belum Tentu Profesional

Dia menyampaikan bahwa longsor Gunung Kuda menyoroti efektivitas pengawasan pemerintah terhadap perizinan maupun aktivitas tambang. Kendati telah ada peringatan, terjadinya longsor menunjukkan pengawasan belum berjalan efektif.

Artinya, pemerintah perlu mengevaluasi pengawasan terhadap aktivitas pertambangan.

“Idealnya, pemerintah daerah harus memiliki basis data digital yang tidak hanya mencatat perizinan, tetapi juga mampu memprediksi potensi masalah jika pelaksanaan aktivitas tambang tidak sesuai dengan standar yang berlaku,” ucap Baba.

Data digital itu dapat menjadi alat deteksi dini untuk mencegah insiden serupa. Pemerintah juga harus menjamin transparansi data untuk memastikan kegiatan penambangan berjalan sesuai aturan dan tidak membahayakan lingkungan serta masyarakat sekitar.

Baba mengusulkan, agar kajian komprehensif dilakukan agar aktivitas tambang tidak menimbulkan gangguan terhadap mata air di lokasi. Pasalnya, perencanaan pasca tambang seringkali terlewat.

Baca juga: Makan Korban, Pemda Cabut Izin Tambang Galian C di Gunung Kuda

“Lahan bekas galian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga setelah aktivitas penambangan selesai, kondisi lahan menjadi lebih baik dan bermanfaat, bukan justru menimbulkan masalah baru,” jelas dia.

Sebagai informasi, longsor tambang galian C Gunung Kuda terjadi pada Jumat (30/5/2025). Sementara ini Tim SAR masih mencari empat korban lain yang tertimbun longsor. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau