Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kalsel, Ahli IPB Kenalkan Pertanian Hemat Lahan "Garden Tower"

Kompas.com - 05/06/2025, 18:06 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University, Akhmad Arifin Hadi, memperkenalkan konsep garden tower dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Program ini menyasar SMKN 1 Kotabaru, SLB Kotabaru, dan Lapas Kelas II-A Kotabaru, bekerja sama dengan PT Arutmin.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen IPB bertajuk “Kampus Berdampak”. Salah satu tujuannya adalah mendorong terbentuknya ketahanan pangan masyarakat melalui inovasi yang langsung menyentuh kebutuhan lokal.

“Program garden tower ini diharapkan dapat mendukung terbentuknya ketahanan pangan di Kalimantan Selatan, khususnya Kotabaru,” ujar Akhmad, sebagaimana dikutip dari laman resmi IPB University, Selasa (3/6/2025).

Baca juga: Lahan Pertanian Mengandung Mikroplastik 23 Kali Lebih Banyak dari Lautan

Menurutnya, garden tower merupakan teknologi konvensional untuk budidaya sayuran secara vertikal. Media tanamnya terdiri dari kantong terpal berukuran 50 cm × 100 cm, pipa paralon dua inci sebagai saluran irigasi, serta campuran arang sekam, pupuk organik, dan tanah humus dengan perbandingan 3:3:1.

Selain itu, sistem ini juga dinilai memiliki produktivitas tinggi dan cocok diterapkan di lahan terbatas karena memanfaatkan ruang vertikal. Selain hemat lahan, garden tower juga minim gulma, sehingga mengurangi kebutuhan akan pupuk, pestisida, dan air. Tanaman pun lebih mudah dipantau dan dirawat. Bahkan, limbah organik rumah tangga bisa diolah menjadi kompos untuk mendukung pertumbuhannya.

Teknologi ini telah menjadi bagian dari program pengabdian Departemen Arsitektur Lanskap IPB University dan telah tersebar di lebih dari 400 unit ke berbagai desa sekitar kampus.

Namun, Akhmad menekankan bahwa sistem ini tetap memerlukan perhatian khusus, terutama terkait risiko hama dan penyakit akibat kepadatan tanaman dan kelembapan yang tinggi. Penyiraman juga harus dilakukan secara kontinu untuk memastikan distribusi nutrisi merata dari bagian atas hingga tengah media tanam.

Selama masa tanam, perwakilan sekolah dan lapas akan memantau perkembangan tanaman setiap dua minggu sekali.

Selain pengenalan garden tower, kegiatan pengabdian ini juga mencakup pelibatan mahasiswa IPB. Evelyn Tissa, mahasiswa yang tengah magang di PT Arutmin, turut mendesain salah satu lokasi pujasera di kampung nelayan Kotabaru.

“Pada kesempatan ini, kami juga menyupervisi kegiatan magang mahasiswa. Kegiatan magang ini berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat nelayan di kampung nelayan Kotabaru,” ujar Akhmad.

Baca juga: Harga Serangga untuk Pertanian: Tanpanya, Rp 300 Triliun Melayang

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau