Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Indonesia Alami Krisis Lingkungan, Bagaimana Harus Kampanye ke Gen Z?

Kompas.com - 09/06/2025, 09:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh FX Ari Agung Prastowo*

KOMPAS.com - Karakter generasi Z (Gen Z) memang unik. Selain terkenal kritis dan senang kebebasan, Gen Z juga tidak suka diperintah, dijejali ceramah, tapi punya rasa ingin tahu yang besar.

Kesadaran Gen Z terhadap berbagai isu termasuk lingkungan sangat tinggi. Mereka memiliki literasi yang baik soal perubahan iklim.

Sekarang, pekerjaan rumahnya adalah bagaimana mendorong Gen Z agar mau terlibat aktif dalam aksi nyata.

Penelitian saya bersama rekan peneliti menunjukkan bahwa perilaku Gen Z cenderung lebih dipengaruhi oleh tindakan atau apa yang mereka lihat, ketimbang perintah atau ceramah. Paparan media sosial, terutama Instagram, juga besar memengaruhi perilaku pro-lingkungan Gen Z.

Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata

Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk Indonesia pada 2020 mencapai 270,2 juta orang. Dari jumlah tersebut, 52,2 persen merupakan kaum muda yang berasal dari kelompok Z dan milenial.

Baca juga: Perubahan Iklim, Siswa Pekalongan Sakit dan Gatal akibat Rob, Tak Fokus Belajar

Proporsi Z yang lahir tahun 1997-2012 mencapai 26,4 persen atau 71,5 juta jiwa dari total populasi nasional, lebih besar dibandingkan generasi milenial (lahir 1981-1996).

Artinya, Gen Z yang berusia produktif akan segera mendominasi populasi. Karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang membentuk perilaku mereka, terutama dalam hal kepedulian terhadap lingkungan.

Kami melakukan riset untuk menganalisis faktor yang memengaruhi niat Gen Z untuk berperilaku pro-lingkungan (pro-environmental behavior/PEB) serta efek paparan informasi di media sosial terhadap sikap mereka. Kami memakai metode survei cross-sectional dengan 670 responden Gen Z (18–25 tahun) di Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner online, yang disebarkan lewat media sosial.

Hasilnya, studi kami menemukan bahwa norma deskriptif—kebiasaan yang dicontohkan orang lain—lebih berpengaruh terhadap perilaku pro-lingkungan Gen Z dibandingkan norma injungtif seperti perintah atau ceramah.

Kaum Z mengadopsi perilaku pro-lingkungan berdasarkan kebiasaan yang diterapkan oleh lingkungan terdekat mereka, terutama keluarga. Jika orang tua dan anggota keluarga aktif dalam kegiatan ramah lingkungan, anak-anak mereka lebih cenderung mengikuti jejak tersebut.

Temuan ini mendukung prinsip “Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata,” yang ditemukan dalam sebuah riset lebih dari satu dekade silam.

Kampanye lingkungan di era medsos

Gen Z merupakan generasi pertama yang dibesarkan sepenuhnya dalam era digital. Mereka sering disebut sebagai iGeneration karena sangat bergantung pada teknologi dan informasi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tambang Nikel Raja Ampat: Pemerintah Harus Tegas soal Aturan Penambangan
Tambang Nikel Raja Ampat: Pemerintah Harus Tegas soal Aturan Penambangan
Pemerintah
Palem Raja Ampat Sudah Critically Endangered, Kini Tambang Datang Menghantam
Palem Raja Ampat Sudah Critically Endangered, Kini Tambang Datang Menghantam
LSM/Figur
Tambang Nikel Raja Ampat: Di Pulau Kecil, Kerusakannya Bisa Lebih Besar
Tambang Nikel Raja Ampat: Di Pulau Kecil, Kerusakannya Bisa Lebih Besar
Pemerintah
Tambang Nikel Raja Ampat: Pemulihan Jadi Fokus, Perusahaan Harus Terlibat
Tambang Nikel Raja Ampat: Pemulihan Jadi Fokus, Perusahaan Harus Terlibat
Pemerintah
Kisah Kongo: Menambang Kobalt untuk Cuan dan Dunia, Musnahkan Rumah Sendiri
Kisah Kongo: Menambang Kobalt untuk Cuan dan Dunia, Musnahkan Rumah Sendiri
LSM/Figur
Tambang Nikel Tak Sentuh Wisata, tetapi Bisa Rusak Seluruh Ekosistem Raja Ampat
Tambang Nikel Tak Sentuh Wisata, tetapi Bisa Rusak Seluruh Ekosistem Raja Ampat
LSM/Figur
Masyarakat Tolak Tutup Tambang Nikel Raja Ampat, Ahli Beri Komentar
Masyarakat Tolak Tutup Tambang Nikel Raja Ampat, Ahli Beri Komentar
LSM/Figur
Tambang Nikel Raja Ampat, Peneliti BRIN Ungkap Dampak Jangka Pendek dan Panjangnya
Tambang Nikel Raja Ampat, Peneliti BRIN Ungkap Dampak Jangka Pendek dan Panjangnya
LSM/Figur
Narasi Hijau Palsu: Dampak Nyata Tambang Nikel di Balik Mobil Listrik
Narasi Hijau Palsu: Dampak Nyata Tambang Nikel di Balik Mobil Listrik
Pemerintah
Aliansi Industri Bermitra Sulap Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan
Aliansi Industri Bermitra Sulap Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan
Swasta
KG Media Umumkan 12 Dewan Juri Lestari Awards 2025
KG Media Umumkan 12 Dewan Juri Lestari Awards 2025
Swasta
Megafauna Laut dalam Bahaya, Area Perlindungan Harus Diperluas
Megafauna Laut dalam Bahaya, Area Perlindungan Harus Diperluas
LSM/Figur
Spesies Baru Begonia Ditemukan di Kalimantan, Berduri seperti Cakar Kucing
Spesies Baru Begonia Ditemukan di Kalimantan, Berduri seperti Cakar Kucing
Pemerintah
Cara Inovatif dan Murah Serap Emisi Karbon: Pakai Tanah Liat
Cara Inovatif dan Murah Serap Emisi Karbon: Pakai Tanah Liat
Pemerintah
Pertamina Bakal Ekspansi dan Replikasi Proyek Bahan Bakar Pesawat dari Jelantah
Pertamina Bakal Ekspansi dan Replikasi Proyek Bahan Bakar Pesawat dari Jelantah
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau