Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di UNOC 2025, Indonesia Ungkap Ambisi Lindungi 30 Persen Laut pada 2045

Kompas.com - 12/06/2025, 10:04 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Direktur Konservasi Ekosistem Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Firdaus Agung, menyampaikan visi ambisius Indonesia dalam konservasi laut dalam United Nations Ocean Conference (UNOC) 2025 di Nice, Prancis, Selasa (10/6/2025).

Ia menyampaikan, Indonesia menargetkan perlindungan 30 persen wilayah laut nasional pada tahun 2045, atau dikenal sebagai pendekatan “30 by 45.” 

Firdaus menyebut pendekatan ini sebagai langkah yang lebih kontekstual dan berkelanjutan sesuai dengan karakteristik wilayah Indonesia, sekaligus bagian dari upaya memenuhi target global untuk melindungi 30 persen laut dunia pada 2030.

Ia menjelaskan, target tersebut mencakup perluasan kawasan konservasi laut hingga 97,5 juta hektare, atau hampir setara dengan luas negara Spanyol.

“Hingga kini, Indonesia telah menetapkan 14,4 juta hektare kawasan konservasi laut di 57 lokasi yang menjadikan hiu dan pari sebagai spesies kunci,” ujar Firdaus sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya pada Rabu (11/6/2025).

Lebih lanjut, Firdaus mengatakan bahwa salah satu pendekatan inovatif yang diangkat adalah penggunaan hiu paus sebagai spesies payung dalam konservasi.

Baca juga: Megafauna Laut dalam Bahaya, Area Perlindungan Harus Diperluas

Menurutnya, berdasarkan proyek percontohan di Nusa Tenggara, Indonesia ingin menunjukkan bahwa dengan melindungi hiu paus, maka ekosistem laut secara keseluruhan juga ikut terlindungi.

Ia menambahkan, lingkungan yang sehat bagi hiu paus juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dari sektor pariwisata dan perikanan berkelanjutan, selain membantu pencapaian tujuan konservasi nasional.

“Perlindungan menciptakan manfaat yang menyeluruh bagi masyarakat, pemerintah, dan komunitas global,” ujar Firdaus.

Senada, Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi perikanan, konservasi, dan kebijakan kelautan, Siti Hediati Soeharto (Titiek), mengatakan bahwa Kawasan Konservasi Laut (KKL) adalah tentang memberikan perlindungan nyata, menyediakan alternatif ekonomi yang berkelanjutan, dan membangun ketahanan jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.

“Upaya ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang lebih luas dan didukung oleh kerja sama internasional,” ujarnya.

Oleh sebab itu, untuk memastikan keberhasilan tujuan konservasi termasuk didalamnya “30 by 45”, Titiek mengatakan bahwa DPR akan memberikan pengawasan anggaran serta menjamin akuntabilitas publik agar kawasan konservasi laut dikelola dengan baik dan didukung oleh masyarakat.

Baca juga: Gagasan Tambang Laut Dalam Muncul, PBB Ingatkan Perlunya Aturan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
WWF: Koridor Harimau Terputus, Dampak Genetik dan Ekologinya Serius
WWF: Koridor Harimau Terputus, Dampak Genetik dan Ekologinya Serius
LSM/Figur
Ahli Konservasi Ungkap Chaos yang Mungkin Terjadi jika Harimau Hilang dari Bumi
Ahli Konservasi Ungkap Chaos yang Mungkin Terjadi jika Harimau Hilang dari Bumi
LSM/Figur
Laporan PBB: Kelaparan Turun Tipis ke 8,2 Persen, tetapi Ketimpangan Makin Menganga
Laporan PBB: Kelaparan Turun Tipis ke 8,2 Persen, tetapi Ketimpangan Makin Menganga
Pemerintah
Proyek Energi Terbarukan Melonjak, Sayangnya Gugatan HAM-nya Juga Naik
Proyek Energi Terbarukan Melonjak, Sayangnya Gugatan HAM-nya Juga Naik
Pemerintah
Kesehatan Kita Butuh Pemeriksaan Rutin, Indonesia Kini Punya Alatnya
Kesehatan Kita Butuh Pemeriksaan Rutin, Indonesia Kini Punya Alatnya
LSM/Figur
Riset Ahli Ungkap, Kearifan Lokal Saja Tak Mempan Lindungi Harimau Sumatera
Riset Ahli Ungkap, Kearifan Lokal Saja Tak Mempan Lindungi Harimau Sumatera
Pemerintah
BKSDA Aceh Beri Panduan Cegah Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera
BKSDA Aceh Beri Panduan Cegah Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Kerugian Rp 550 T, Transisi Energi Mutlak untuk Pertumbuhan Ekonomi
Krisis Iklim Picu Kerugian Rp 550 T, Transisi Energi Mutlak untuk Pertumbuhan Ekonomi
LSM/Figur
Indeks Investasi Hijau: Bank Nasional Masih Setengah Hati Dukung Transisi Hijau
Indeks Investasi Hijau: Bank Nasional Masih Setengah Hati Dukung Transisi Hijau
LSM/Figur
Kisah Fitryanti, Akademisi yang Aktif Lindungi Penyu dan Beri Edukasi Masyarakat Papua
Kisah Fitryanti, Akademisi yang Aktif Lindungi Penyu dan Beri Edukasi Masyarakat Papua
LSM/Figur
Di Indonesia Harimau Terancam Karhutla, di Nepal Ancamannya Proyek Kereta
Di Indonesia Harimau Terancam Karhutla, di Nepal Ancamannya Proyek Kereta
LSM/Figur
Negara Berkembang Terjebak Ketergantungan Komoditas, Perlu Ciptakan Nilai Tambah
Negara Berkembang Terjebak Ketergantungan Komoditas, Perlu Ciptakan Nilai Tambah
Pemerintah
Pertagas Tanam Mangrove di Pesisir Indramayu
Pertagas Tanam Mangrove di Pesisir Indramayu
BUMN
Hari Harimau Sedunia, Pengawasan dan Pelestarian Ekosistem Makin 'Urgent'
Hari Harimau Sedunia, Pengawasan dan Pelestarian Ekosistem Makin "Urgent"
LSM/Figur
90.000 Hektare, Lahan HTI Prabowo Bisa Dukung Konservasi Gajah dengan Pengelolaan Baik
90.000 Hektare, Lahan HTI Prabowo Bisa Dukung Konservasi Gajah dengan Pengelolaan Baik
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau