BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Rinso

WWF Indonesia Gandeng Pemkot Bogor Atasi Permasalahan Sampah Plastik

Kompas.com - 11/06/2025, 20:17 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan WWF Indonesia bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menjalin kolaborasi untuk menangani permasalahan sampah plastik di Bogor, Rabu (11/6/2025). 

Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari inisiatif Plastic Smart Cities (PSC) sejak 2021 lalu, dengan penguatan kelembagaan TPS3R (reduce, reuse, recycle), advokasi kebijakan, edukasi masyarakat, hingga pengurangan timbulan sampah dari sumbernya.

"Penandatanganan MoU hari ini bukanlah titik awal, melainkan lanjutan dari kolaborasi strategis untuk membuat dampak yang lebih luas," kata CEO WWF Indonesia, Aditya Bayunanda dalam keterangannya. 

"Kota Bogor membuktikan bahwa komitmen terhadap lingkungan harus diwujudkan melalui solusi nyata yang menyeluruh dari hulu ke hilir, melalui gerakan No Plastic in Nature," imbuh dia.

Baca juga: Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Plastik Kresek Jadi BBM

Menurut dia, hal itu menjadi fondasi penting dalam upaya pengurangan sampah di Kota Bogor dan merupakan contoh baik bagi kota lain dalam upaya mengurangi sampah plastik.

"Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat semakin memperkuat sinergi antara Pemkot Bogor, WWF Indonesia, dan seluruh pemangku kepentingan terkait," jelas Aditya.

Sejauh ini, WWF Indonesia telah membangun model pengelolaan sampah plastik yang terintegrasi yakni pengelolaan sampah dari sumbernya terutama rumah tangga.

Selain itu, meningkatkan kapasitas bank sampah unit maupun bank sampah induk, pelibatan partisipasi masyarakat melalui kelembagaan TPS3R, dan pendampingan kebijakan pengelolaan sampah.

"Sejatinya seluruh kegiatan pengurangan sampah plastik ini, untuk mencegah kebocoran plastik ke alam sehingga berdampak pada kehidupan satwa liar dan keanekaragaman hayati lainnya, kesehatan ekosistem, dan juga kesehatan manusia sebab mikroplastik sudah ditemukan dalam darah manusia," ucap Aditya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim, mengakui bahwa pihaknya tak bisa sendiri menyelesaikan persoalan sampah di wilayahnya.

Baca juga: Peneliti BRIN Klaim Efisiensi Bahan Bakar dari Sampah Capai 60 Persen

“Diperlukan kerja sama lintas sektor. Kota Bogor berkomitmen memperkuat sistem pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir, termasuk upaya mencegah kebocoran sampah ke sungai dan lingkungan," papar Dedie.

Pemkot Bogor menargetkan peningkatan pelayanan kebersihan melalui pengembangan dan pengelolaan sampah berbasis wilayah dengan metode 3R, penyediaan armada, serta fasilitas pengelolaan sampah yang layak dan memadai.

Selama periode 2022–2024, WWF dan Pemkot Bogor tercatat mengurangi timbulan sampah plastik sebanyak 10.000 ton melalui program PSC. PSC adalah panduan untuk meningkatkan kinerja mitra dalam mengurangi kebocoran sampah plastik yang disusun oleh Resources & Waste Advisory Group.

Panduan PSC mencakup pentingnya penerapan standar kinerja dalam berbagai tahap pengelolaan sampah, mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, hingga pembuangan akhir.

Dengan menerapkan 19 standar kinerja, mitra dapat mengidentifikasi titik-titik kritis kebocoran plastik dan menerapkan solusi berbasis praktik terbaik untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca juga: Buang Sampah Sembarangan, DLH Cianjur Terapkan Sanksi Rp 500.000

Melalui sistem pemantauan yang terstruktur, mitra dapat secara berkala melaporkan capaiannya dalam menangani kebocoran sampah plastik, sekaligus mendapatkan dukungan teknis dan strategis untuk meningkatkan kinerja.

Tujuannya, mengurangi 30 persen kebocoran plastik ke lingkungan di 25 kota pada 2025. Program Plastic Smart Cities di Indonesia dipusatkan pada beberapa kota antara lain DKI Jakarta, Kota Depok dan Kota Bogor.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
LSM/Figur
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
BUMN
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
LSM/Figur
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
LSM/Figur
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
BUMN
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
LSM/Figur
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
Swasta
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
Pemerintah
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
Pemerintah
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
LSM/Figur
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Pemerintah
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
BUMN
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
LSM/Figur
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Pemerintah
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau