Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih

Kompas.com - 19/06/2025, 15:36 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - AI generatif seperti ChatGPT sangat membantu karena menawarkan kemudahan dan kemampuan luar biasa.

Namun di sisi lain, ada kekhawatiran serius bahwa penggunaannya yang tak terkendali dapat menyebabkan peningkatan signifikan dalam konsumsi energi dan jejak karbon yang merugikan lingkungan.

Investor yang peduli lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) pun kini khawatir dan mengkritik AI karena memerlukan sejumlah besar butuh data, daya komputasi, listrik, dan air yang sangat banyak, yang semuanya bisa merusak lingkungan.

Mengutip Know ESG, Kamis (19/6/2025) Sondre Myge, pakar keberlanjutan yang kini menjabat sebagai Kepala ESG di Skagen Funds, mengklaim bahwa satu perintah atau prompt ChatGPT dapat menggunakan sekitar setengah liter air minum.

Baca juga: Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Menariknya, angka itu ia dapatkan langsung dari ChatGPT itu sendiri, menunjukkan bagaimana AI bisa memberikan informasi tentang dampaknya sendiri.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Pernyataan Myge ini diperkuat oleh penelitian-penelitian lain yang baru-baru ini dilakukan dan memiliki kesimpulan serupa. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa air sebagian besar digunakan untuk mendinginkan pusat data.

Pusat data tidak bisa menggunakan sembarang air melainkan bergantung pada air bersih dan layak minum untuk memenuhi standar kemurnian yang dibutuhkan oleh peralatan mahal dan sensitif di dalamnya.

Ini berarti air yang bisa digunakan untuk minum atau keperluan domestik lainnya justru dialihkan untuk mendinginkan infrastruktur AI.

Dampak konsumsi air oleh pusat data AI bukan hanya memperburuk kekurangan air di daerah yang sudah krisis, tetapi juga berpotensi menyebabkan masalah kekurangan air ke wilayah-wilayah baru yang sebelumnya aman, menciptakan tantangan besar dalam manajemen sumber daya air global.

Pusat data AI juga mengonsumsi lebih banyak listrik. Sementara sistem pendingin udara yang digunakan saat ini tidak lagi cukup untuk mendinginkan panas yang dihasilkan AI.

Baca juga: Agar AI Tak Lagi Bias, UN Women Serukan Teknologi yang Ramah Gender

Pedang bermata dua

Meskipun ada kekhawatiran, beberapa pihak percaya bahwa, untuk saat ini, dampak AI dapat dikelola.

Perusahaan teknologi semakin banyak menggunakan listrik dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari. Hal ini menandakan bahwa industri teknologi, dalam kapasitasnya sendiri, mengurangi dampak lingkungan meskipun tidak mengantisipasi pertumbuhan AI yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kendati AI memiliki jejak lingkungan yang cukup besar, teknologi ini juga menawarkan manfaat lingkungan. Misalnya, AI digunakan dalam pengoptimalan rantai pasokan, merampingkan produksi, dan bahkan dilaporkan dapat mendeteksi kebocoran metana.

Sebuah laporan oleh Badan Energi Internasional mencatat bahwa, jika digunakan dengan tepat dan benar, AI pada akhirnya dapat mengurangi lebih banyak energi daripada yang dikonsumsinya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau