Pasar minyak justru sedang mengalami kelebihan pasokan di tengah permintaan yang lesu.
Baca juga: Tarif Resiprokal Trump Bisa Turunkan Pertumbuhan Konsumsi Minyak Dunia
Namun, Fatih Birol memperkirakan bahwa harga minyak yang tinggi saat ini tidak akan bertahan lama.
Dia juga menambahkan bahwa IEA siap untuk bertindak jika terjadi gangguan pada pasokan minyak global.
IEA mengakui bahwa konflik saat ini memang menimbulkan kekhawatiran akan pasokan minyak dalam waktu dekat.
Namun, untuk beberapa tahun ke depan, mereka memprediksi bahwa kapasitas produksi minyak akan meningkat jauh lebih cepat daripada kebutuhan minyak dunia, yang berarti pasar kemungkinan besar akan kebanjiran pasokan.
Kapasitas produksi minyak dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 5,1 juta barel per hari-dua kali lipat dari laju permintaan, menjadi 114,7 juta barel per hari pada tahun 2030, menurut laporan tersebut.
Arab Saudi dan Amerika Serikat bersama-sama akan menyumbang 40 persen dari total peningkatan kapasitas produksi minyak global selama periode perkiraan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya