Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani NTB Ungkap Manfaat Tanaman Bioteknologi, Hemat dan Tahan Kering

Kompas.com - 20/06/2025, 13:06 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Hamzan Wazi, petani Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mengatakan bahwa bibit jagung bioteknologi lebih efisien dibanding bibit biasa.

Perbedaan signifikan dirasakannya terutama dari segi penggunaan herbisida (pupuk kimia), air, dan produktivitas hasil panen.

Dalam acara Media Class 2025 bertajuk “The Science Behind: Food Security” di Jakarta, Kamis (19/6/2025), Hamzan menjelaskan bahwa efisiensi paling terasa ada pada penggunaan herbisida.

Jika sebelumnya ia perlu melakukan penyemprotan sebanyak dua hingga tiga kali sebelum dan sesudah penanaman, kini cukup satu kali pada masing-masing tahap.

“Setelah menggunakan bibit jagung bioteknologi DK95R hanya membutuhkan penyemprotan herbisida sebanyak satu kali sebelum dan sesudah penanaman,” ujar Hamzan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bibit jagung DK95R dirancang memiliki toleransi tinggi terhadap herbisida.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Hemat Pestisida dan Lahan, Tanaman Bioteknologi Dukung Keberlanjutan

Bibit itu tidak menyerap bahan kimia yang digunakan untuk menanggulangi gulma sehingga justru gulma yang menyerapnya secara maksimal. Hal ini membuat pertumbuhan gulma lebih terhambat dalam waktu yang lebih lama.

Selain itu, ia menilai penggunaan bibit jagung bioteknologi ini juga lebih efisien dalam penggunaan air.

Hal ini sangat menguntungkan, terutama karena wilayah tempat tinggalnya kerap kali mengalami kesulitan air.

“Meski saat ini belum tahan pada kekeringan sepenuhnya, namun memiliki toleransi pada kering yang lebih tinggi,” ujarnya.

Hamzan mencontohkan, tanaman jagungnya tetap baik-baik saja meskipun tidak terkena hujan selama beberapa hari.

Ia berharap ke depan akan ada lebih banyak bibit bioteknologi yang mampu beradaptasi lebih baik terhadap kondisi kekeringan, mengingat beberapa kawasan di Indonesia, termasuk wilayahnya, kerap dilanda kekeringan.

Baca juga: Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan

Ia mengakui bahwa dalam praktiknya, tidak semua petani bisa memanen secara serempak. Posisi lahan yang berada di antara kawasan yang belum siap panen menjadi salah satu penyebab keterlambatan. Namun, karena kualitas jagung tetap terjaga, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi petani.

“Karena lebih efisien dari penggunaan herbisida, air, penggunaan bibit jagung bioteknologi ini juga mengurangi biaya produksi hampir 20 persen dalam setiap siklus tanam,” tambahnya.

Meski demikian, ia menyebut penggunaan bibit ini bukan tanpa tantangan. Awalnya, akses terhadap benih dan informasi sangat terbatas.

“Dulu hampir nggak ada yang tahu kalau ada bibit jagung yang menguntungkan ini, setelah tahu pun tetap susah dapatnya,” ujar Hamzan.

Bersama masyarakat sekitar, ia kemudian membentuk komunitas untuk mengakomodasi pembelian bibit dari kota-kota besar. Kini, tantangan tersebut sudah jauh berkurang karena akses terhadap benih semakin mudah.

Baca juga: Ancaman Baru Krisis Iklim, Tingkatkan Gangguan Pernapasan Kala Tidur

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau