Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Dospulkam, Dosen IPB Ajarkan Konsep Kemiskinan dan Kesejahteraan ke Santri

Kompas.com, 23 Juni 2025, 08:23 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah dosen Intitut Pertanian Bogor (IPB) menjalankan program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) dengan mengajar di pondok pesantren Al-Ghozali yang berada di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (20/6/2025).

Dalam kegiatan tersebut, para dosen IPB melakukan kegiatan sosialiasi mengenai pengukuran kesejahteraan dan kemiskinan yang dikembangkan oleh Center for Islamic Business and Economic Studies (CIBEST) kepada para santri yang ada pada pondok pesantren yang menjadi tempat kegiatan.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Irfan Syauqi Beik menyatakan bahwa konsep kesejahteraan dan kemiskinan perlu dikenalkan kepada para santri agar menumbuhkan rasa kepedulian yang tidak hanya memahami dari sisi material, tetapi juga dari sisi spiritual.

Baca juga: Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri

“Saya kira hal ini merupakan kegiatan yang sangat baik karena pesantren Al-Ghozali merupakan salah satu aktor utama dalam pembangunan nasional yang mana punya peran penting baik dari sisi pendidikan maupun termasuk membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi,” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/6/2025).

Irfan Syauqi Beik menambahkan bahwa kegiatan ini memiliki orientasi yang positif dari sisi pendidikan dan pembangunan ekonomi syariah.

Selain Irfan Syauqi Beik, Kepala dan Sekretaris CIBEST IPB serta Ketua Program Studi S2 Ekonomi Syariah, Laily Dwi Arsyianti, Rahmat Yanuar, dan Resfa Fitri juga turut hadir dalam sosialisasi edukasi santri Pondok Pesantren Al-Ghozali.

Para santri juga diajari untuk memahami materi ekonomi pembangunan syariah dan perhitungan model CIBEST.

Sementara itu pengelola Pesantren Al-Ghozali, Gus Qoyyum mengapresiasi, memberikan apresiasinya terhadap program sosialiasasi edukasi model CIBEST ini.

“Kami sangat mengapresiasi program dospulkam yang diinisiasi oleh IPB, pogram ini sangat iniovatif dan merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi kepada masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Kemiskinan Gagasan dalam Pengentasan Kemiskinan

Lebih lanjut, Irfan menilai bahwa Pondok Pesantren Al-Ghozali luar biasa karena mampu bertahan dengan mengelola sumber daya manusia (santri) secara mandiri.

Maka dari itu, model CIBEST yang diperkenalkan ini diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada para santri dalam pemahaman konsep kesejahteraan dan kemiskinan dari perspektif syariah.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
PGE dan PLN Indonesia Power Sepakati Tarif Listrik PLTP Ulubelu
BUMN
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
Asia Tenggara Termasuk Sumber Utama Gas Rumah Kaca
LSM/Figur
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Uni Eropa Bakal Perketat Impor Plastik demi Industri Daur Ulang Lokal
Pemerintah
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
Pakar Soroti Lemahnya Sistem Pemulihan Pascabencana di Indonesia
LSM/Figur
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
Banjir Aceh Disebut Jadi Dampak Deforestasi, Tutupan Hutan Sudah Kritis Sejak 15 Tahun Lalu
LSM/Figur
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Pengamat: Pengelolaan Air Jadi Kunci Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Swasta
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
Vitamin C Bantu Lindungi Paru-paru dari Dampak Polusi Udara
LSM/Figur
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
Panas Ekstrem dan Kelembapan Bisa Berdampak pada Janin
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Waspada Hujan Lebat Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Pemerintah
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
Pakar Kritik Sistem Peringatan Dini di Indonesia, Sarankan yang Berbasis Dampak
LSM/Figur
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan Dirambah untuk Kebun Sawit
Pemerintah
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Menteri LH Sebut 4,9 Juta Hektar Lahan di Aceh Rusak akibat Banjir
Pemerintah
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
Sebulan Pasca-banjir Aceh, Distribusi Logistik Dinilai Belum Merata Ditambah Inflasi
LSM/Figur
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
1.050 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Ibadah Natal 2025 di Jakarta
Pemerintah
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
2 Nelayan Perempuan Asal Maluku dan Papua Gerakkan Ekonomi Keluarga Pesisir
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau