Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel

Kompas.com - 03/07/2025, 16:03 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Phillip Morris Indonesia (PMI) dan PT HM Sampoerna Tbk sebagai entitasnya di Indonesia memastikan bahwa inovasi menuju masa depan bebas asap inklusif dan mendorong ekonomi berkelanjutan.

Komitmen itu dinyatakan dalam acara Technovation pertama di Asia Tenggara yang digelar di Jakarta pada Rabu (2/7/2025).

Dalam pemasaran produk tembakau konvensional atau rokok, Sampoerna telah menjaring 250.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lewat inisiatif jangka panjang Sampoerna Retail Community (SRC).

Kini, Jejaring itu kembali diberdayakan untuk distribusi maupun penyebaran informasi akurat tentang produk tembakau bebas asap.

"Khusus untuk produk bebas asap, Sampoerna sudah juga bermitra dengan lebih dari 600 pengusaha UMKM lokal di 20 kota di Indonesia," ungkap President Director PT HM Sampoerna, Ivan Cahyadi.

Melalui skema kemitraan tersebut, kata Ivan, kehadiran produk bebas asap sudah menciptakan 1300 lapangan pekerjaan baru.

Sementara itu, Direktur PT HM Sampoerna Elvira Lianita, mengungkapkan, produk bebas asap sekarang tidak hanya dijual di retailer besar, tetapi juga skala warung sehingga bisa memberi keuntungan kepada pebisnis kecil.

"Sudah terdapat 150.000 yang ikut memasarkan di toko-toko atau warung," ungkapnya dalam wawancara usai acara.

Dengan melibatkan pengusaha kecil, Elvira menuturkan bahwa transformasi yang Sampoerna lakukan tak cuma inovasi yang bermanfaat bagi perusahaan dan konsumen langsung, tetapi juga pengembangan ekonomi inklusif. 

Sales Director PT HM sampoerna, Yohan Lesmana, mengatakan bahwa salah satu tantangan produk tembakau bebas asap adalah minimnya edukasi dan beredarnya informasi sesat.

Yohan menjelaskan, nikotin kerap dikatakan memicu kanker. Padahal, seperti informasi yang termuat dalam web resmi National Health Service (NHS) UK dan Food and Drugs Administration (FDA) USA, produk samping pembakaran tembakau-lah yang memicunya.

Terkait hal itu, Yohan menyebutkan bahwa pelibatan UMKM dalam produk bebas asap bukan hanya sebagai penjual, tetapi juga edukator.

"Bukan hanya untuk jualan dan memberikan informasi. Apabila ada pengguna produk bebas asap kita yang memiliki pertanyaan atau masalah, bisa langsung datang kepada partner-partner UMKM," ungkap Yohan.

Selain kalangan UMKM, inovasi produk tembakau bebas asap juga ikut mendorong bisnis perhotelan lewat efisiensi anggaran.

Baca juga: BRIN Kembangkan Kentang Tahan Penyakit, Kurangi Impor

Director of Marketing and Communication Trans Luxury Hotel, Anggia Elgana, mengatakan bahwa biaya yang diperlukan hotel untuk pembersihan ruangan menjadi berkurang setelah menyediakan kamar khusus produk bebas asap.

"Tadinya kami perlu punya banyak air purifier untuk menghilangkan aroma rokok, lalu harus treatment yang lebih panjang dari regular room," terangnya.

Penyediaan kamar khusus produk bebas asap juga sekaligus menjadi media edukasi bagi karyawan hotel yang masih merokok, menunjukkan langsung kepada karyawan alternatif yang lebih rendah risiko.

Chief Marketing Officer Maja Family, Omar Karim Prawiranegara menuturkan bahwa fasilitas bersahabat bagi produk bebas asap membantu mendongkrak omset kafenya.

Ruang khusus produk bebas asap membantu menjembatani mereka yang mengonsumsi tembakai dan tidak sekaligus mengatasi concern konsumen soal bau rokok ketika berada di smoking room. Alhasil, konsumen lebih nyaman.

"Saat konsumen lebih nyaman, mereka jadi betah berlama-lama, jadinya bisa membantu kita upselling," ungkapnya.

PMI telah mengembangkan produk bebas asap sejak 2008 dan menginvestasikan lebih dari 14 miliar dollar AS. Inovasi tersebut menghasilkan ragam produk tembakau mulai dari yang dipanaskan, cairan serupa vape, hingga kantung nikotin.

Di Indonesia, PMI menginvestasikan 330 juta dollar AS untuk pendirian pabrik dan advance lab di Karawang.

Pendirian pabrik dan advance lab itu sendiri memberi manfaat ekonomi karena selain bisa menyerap 200 tenaga ahli juga dapat mendongkrak ekspor. Hingga kini, produk tembakau bebas asap Indonesia telah diekspor ke 15 destinasi ekspor, termasuk Jepang. 

Baca juga: Menjaga Pintu Bumi dari Penyakit

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau