Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil

Kompas.com, 3 Juli 2025, 19:06 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data PBB menunjukkan industri fashion bertanggung jawab atas hingga 8 persen dari emisi gas rumah kaca (GRK) yang memanaskan planet.

Menyadari dampak ini, banyak perusahaan di industri fashion telah berjanji untuk mengatasi masalah ini.

Janji tersebut diwujudkan dalam bentuk target untuk mencapai net zero pada tahun 2050 atau lebih cepat untuk mengurangi emisi mereka.

Namun, meski banyak perusahaan fashion telah berjanji untuk mengurangi emisi, kenyataannya sangat sedikit upaya yang terlihat untuk mewujudkan janji tersebut di sepanjang rantai pasok mereka, terutama di negara-negara produsen tekstil utama seperti Bangladesh, India, dan Kamboja.

“Merek-merek bergerak terlalu lambat,” kata Todd Paglia, direktur eksekutif Stand.earth, sebuah kelompok advokasi nirlaba lingkungan yang berbasis di Amerika Utara, dikutip dari Eco Business, Kamis (3/7/2025).

Baca juga: Dari Krisis ke Kesadaran, Perjalanan Slow Fashion Chynthia Suci Lestari

Hasil survei terbaru dari Stand.earth mengenai upaya merek-merek fashion dalam mengurangi emisi mereka di tahun 2025 mengungkapkan sebanyak sepertiga dari total 42 merek fashion yang disurvei berhasil memangkas emisi mereka sebesar 10 persen.

Di sisi lain, 40 persen dari merek yang disurvei justru mengalami peningkatan emisi, menunjukkan bahwa banyak merek masih belum serius atau belum berhasil dalam upaya dekarbonisasi mereka.

Penelitian menemukan hanya sebagian kecil dari merek-merek terkemuka yang benar-benar memberikan pendanaan untuk upaya pengurangan emisi.

Kurangnya pendanaan dari merek-merek ini memberikan tekanan pada pabrik dan pemasok yang sering kali berada di negara-negara berkembang dan mungkin tidak memiliki kekuatan finansial yang cukup sehingga tidak mampu beralih ke proses produksi yang lebih ramah lingkungan.

"Merek membebankan target ambisius mereka kepada pemasok untuk melakukan dekarbonisasi rantai nilai merek," kata Mohiuddin Rubel, direktur di pembuat tekstil Denim Expert Ltd.

Laporan Stand.earth mengungkapkan pula hanya enam merek yang melaporkan bahwa mereka menawarkan pembiayaan proyek untuk upaya dekarbonisasi pemasok.

Di antara mereka adalah raksasa ritel Swedia H&M, yang telah mendukung 23 pemasok yang lebih kecil untuk berinvestasi dalam teknologi rendah karbon.

“Merek perlu menerima bahwa akan ada biaya untuk transisi iklim, karena mengharapkan tidak adanya biaya untuk proses yang cepat ini agak aneh,” kata Kim Hellström, manajer keberlanjutan senior di H&M.

Baca juga: Berawal dari Musibah, Kisah Nurdini Prihastiti Beri Berkah lewat Fashion Inklusif

Dan jika merek mengalokasikan anggaran untuk tujuan keberlanjutan mereka, sebenarnya hal itu akan membangun kemitraan yang lebih baik dengan para pemasok.

"Bagi merek, ini tentang mempersiapkan bisnis mereka di masa depan dan bagi pemasok itu untuk memastikan mereka tetap relevan dengan merek," tambah Kristina Elinder Liljas, direktur senior keuangan dan keterlibatan berkelanjutan di Apparel Impact Institute (AII), sebuah lembaga nirlaba yang mempromosikan investasi berkelanjutan..

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau