Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi

Kompas.com - 03/07/2025, 18:04 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Metode pertanian yang ramah lingkungan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan hasil panen.

Namun, agar metode ini bisa bersaing secara finansial dengan pertanian intensif konvensional, diperlukan subsidi pemerintah yang lebih besar.

Temuan ini berasal dari uji coba di lahan pertanian pertama yang komprehensif di Inggris, yang dipimpin oleh UK Center for Ecology & Hydrology (UKCEH) dan Rothamsted Research dan dipublikasikan di Journal of Applied Ecology.

Mengutip Phys, Kamis (3/7/2025), studi ini tidak hanya menguji berbagai metode agroekologi tetapi juga secara kritis mengevaluasi apakah metode-metode tersebut masuk akal dari segi bisnis dan dapat memberikan keuntungan bagi petani.

Metode agroekologi adalah praktik pertanian yang berfokus pada integrasi proses ekologis, meminimalkan dampak lingkungan negatif, dan meningkatkan keanekaragaman hayati, sering kali dianggap lebih ramah alam dibandingkan metode konvensional intensif.

Baca juga: Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Studi tersebut menunjukkan bahwa menggabungkan praktik ramah lingkungan dalam pertanian bisa meningkatkan keanekaragaman hayati, penyerbukan oleh lebah, pengendalian hama alami, jumlah cacing tanah dan juga akhirnya hasil panen.

Meskipun baik untuk hasil panen dan lingkungan, biaya awal dan pengurangan lahan produktif dapat menghambat profitabilitasnya. Oleh karena itu, dukungan finansial dari pemerintah dalam bentuk subsidi sangat penting untuk mendorong dan memungkinkan petani mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.

Dr. Ben Woodcock, seorang ekolog dari UKCEH dan pemimpin studi mengungkapkan pentingnya insentif finansial baru untuk mendorong petani mengadopsi praktik pertanian agroekologi.

Menurutnya, tanpa pengenalan insentif finansial baru banyak petani akan terhalang atau enggan untuk mengadopsi praktik dan sistem pertanian agroekologi.

Akibatnya mereka bisa terkunci dalam sistem pertanian intensif yang memerlukan input tinggi dan akan membuat petani lebih rentan terhadap dampak negatif resistensi pestisida, penurunan kesehatan tanah, dan perubahan iklim.

Baca juga: Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan

"Metode agroekologi baik untuk keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan, dalam jangka panjang, memberikan pendapatan pertanian yang lebih aman, tetapi habitat dapat memakan waktu beberapa tahun untuk terbentuk, jadi subsidi lingkungan pertanian sangat penting untuk membantu petani beralih ke sistem yang lebih berkelanjutan ini," papar Woodcock.

Lebih lanjut, untuk mencapai pertanian yang benar-benar berkelanjutan, petani memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelola ekosistem di lahan mereka.

Misalnya bagaimana memanfaatkan jalur bunga liar di tepi ladang yang dapat mendukung serangga bermanfaat sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara alami.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh UKCEH telah menunjukkan bahwa melatih petani dalam membangun dan mengelola habitat satwa liar dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas habitat tersebut dalam mendukung serangga bermanfaat seperti lebah.

Baca juga: Harga Serangga untuk Pertanian: Tanpanya, Rp 300 Triliun Melayang

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau