Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan

Kompas.com - 05/08/2025, 19:46 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Konservasi IPB University, Harini Muntasib, mengungkapkan populasi badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Indonesia hanya sekitar 87-100 ekor.

Jumlah tersebut didapatkan melalui metode model spatial count berdasarkan deteksi kehadiran badak di lokasi pengamatan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten.

Dia menyebut, badak bercula satu merupakan salah satu hewan purba di dunia yang masih hidup dan hanya bisa ditemukan di TNUK.

“Dahulu badak jawa tersebar di sebagian besar wilayah Asia Tenggara mulai dari Assam-India, Myanmar, Thailand, Malaysia dan sebelumnya ada di Vietnam lalu dinyatakan punah pada 2010,” ujar Harini dalam keterangannya, Senin (4/8/2025).

Baca juga: Translokasi Badak Jawa, Langkah Konservasi untuk Cegah Krisis Genetik

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, hewan ini termasuk kategori critically endangered atau terancam punah dan terdaftar sebagai Apendiks I Cites.

“Ini merupakan suatu kebanggaan bahwa kita memiliki salah satu jenis badak yang kita konservasikan,” imbuh dia.

Sebagai upaya pelestarian, Balai TNUK mengembangkan kawasan khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), seluas 5.100 hektare di bagian selatan Gunung Honje sejak 2009 lalu. Harini menyampaikan, kawasan itu diperuntukkan bagi perluasan habitat sekaligus pengembangbiakan badak jawa.

“Fasilitas JRSCA sudah siap, termasuk kandang pengembangbiakan, serta bangunan untuk peneliti dan petugas. Saat ini tengah dipersiapkan translokasi badak dari habitat utama menuju kawasan JRSCA,” ucap dia.

Di sisi lain, potensi inbreeding atau perkawinan sedarah, persaingan dan pemangsaan antar satwa, serta degradasi habitat akibat invasi tumbuhan langkap menjadi ancaman internal populasi badak.

Sedangkan ancaman eksternal meliputi wabah penyakit dari hewan ternak, perburuan liar, dan potensi bencana alam seperti tsunami, hingga erupsi Gunung Krakatau.

Baca juga: Jadi Pusat Riset, Suaka Badak di Aceh Timur Teliti Cara Kembangbiak

Ia menegaskan bahwa punahnya badak jawa akan berdampak besar terhadap keseimbangan ekosistem. Pasalnya sebagai herbivora besar, badak jawa berperan dalam mengontrol vegetasi dan menjaga struktur rantai makanan.

“Badak jawa bukan hanya kekayaan hayati Indonesia, tetapi juga warisan dunia yang harus dijaga bersama,” tutur Harini.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Bappenas: Potensi Filantropi Rp 600 T, Penting untuk Capai SDGs
Pemerintah
Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan
Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan
Pemerintah
Plastik Bikin Boncos, Kerugiannya Tembus 1,5 Triliun Dolar AS
Plastik Bikin Boncos, Kerugiannya Tembus 1,5 Triliun Dolar AS
LSM/Figur
Luncurkan Inovasi Data Center Modular, GSPE Tegaskan Komitmen untuk Indonesia yang Lebih Hijau dan Terhubung
Luncurkan Inovasi Data Center Modular, GSPE Tegaskan Komitmen untuk Indonesia yang Lebih Hijau dan Terhubung
Swasta
Vatikan Berambisi Jadi Negara Netral Karbon Pertama lewat Ladang Surya
Vatikan Berambisi Jadi Negara Netral Karbon Pertama lewat Ladang Surya
Pemerintah
RI-Australia Rilis Fitur Jalur Dekarbonisasi Bus Listrik
RI-Australia Rilis Fitur Jalur Dekarbonisasi Bus Listrik
Pemerintah
Bus Makin Modern tetapi Belum Inklusif, Perempuan dan Disabilitas Terpinggirkan
Bus Makin Modern tetapi Belum Inklusif, Perempuan dan Disabilitas Terpinggirkan
LSM/Figur
Musim-Musim Baru Bermunculan karena Kerusakan Lingkungan, Apa Dampaknya?
Musim-Musim Baru Bermunculan karena Kerusakan Lingkungan, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Edukasi Masa Depan Rendah Karbon, Indocement dan Sun Energy Resmikan 'Chargee' di TMII
Edukasi Masa Depan Rendah Karbon, Indocement dan Sun Energy Resmikan "Chargee" di TMII
Swasta
Lama Menghidupi Warga, Walhi Ungkap PLTMH Kalimaron Kini Terancam Krisis Iklim
Lama Menghidupi Warga, Walhi Ungkap PLTMH Kalimaron Kini Terancam Krisis Iklim
LSM/Figur
Ide Pusat Data Masa Depan: Di Laut, Pakai Energi Angin, Hemat Listrik
Ide Pusat Data Masa Depan: Di Laut, Pakai Energi Angin, Hemat Listrik
Swasta
Giant Sea Wall 700 Km Vs Perlindungan Mangrove
Giant Sea Wall 700 Km Vs Perlindungan Mangrove
Pemerintah
Bappenas: Kedermawanan Masyarakat Bisa Dorong Pembangunan Nasional Berkelanjutan
Bappenas: Kedermawanan Masyarakat Bisa Dorong Pembangunan Nasional Berkelanjutan
Pemerintah
Pasar Obligasi Berkelanjutan Anjlok di Paruh Pertama 2025
Pasar Obligasi Berkelanjutan Anjlok di Paruh Pertama 2025
Pemerintah
Kemampuan Survival Orang Indonesia Berkurang akibat Politik Bansos dan Krisis Iklim
Kemampuan Survival Orang Indonesia Berkurang akibat Politik Bansos dan Krisis Iklim
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau