Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah Dianggap Teman oleh Mamalia Hutan, Kepunahannya Picu Kerusakan

Kompas.com, 9 Juli 2025, 19:29 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Penelitian yang diterbitkan di Journal of Animal Ecology menunjukkan, keberadaan gajah Asia (Elephas maximus) di hutan tropis ternyata membuat populasi mamalia lain di sana jadi lebih sehat dan banyak.

Penelitian dari Xishuangbanna Tropical Botanical Garden (XTBG) di Chinese Academy of Sciences ini pun mengungkapkan peran penting gajah bagi ekosistem.

Mengutip Phys, Rabu (9/7/2025), temuan tersebut didapat setelah peneliti menganalisis data kamera jebak yang dikumpulkan dari tahun 2017 hingga 2021 di seluruh hutan tropis di Provinsi Yunna, China.

Baca juga: Gajah Bisa Jadi Kunci Selamatkan Planet dari Dampak Perubahan Iklim

Data kamera jebak kemudian memperlihatkan ada 6.001 kejadian mamalia terdokumentasi di wilayah dengan gajah Asia, dan 3.821 didokumentasikan di wilayah tanpa gajah Asia.

Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa ada lebih banyak aktivitas mamalia di daerah yang dihuni gajah Asia dibandingkan dengan daerah yang tidak ada gajahnya, meski gajah sendiri jarang terekam.

Di area yang dihuni gajah Asia menunjukkan jaringan keberadaan mamalia bersama yang lebih kuat. Ini menunjukkan adanya interaksi ekologis yang lebih kompleks dan tangguh.

Peneliti juga menemukan bahwa kehadiran gajah Asia berkorelasi dengan kelimpahan mamalia secara keseluruhan yang lebih tinggi, dan secara khusus bermanfaat bagi hewan berkuku dan primata.

Lebih lanjut, pada tingkat spesies, meski beberapa mamalia menghindari gajah Asia, sebagian besar spesies tetap melakukan pola aktivitas harian mereka.

Baca juga: Gajah Kalimantan Dinyatakan Terancam Punah akibat Penggundulan Hutan

Hal tersebut menunjukkan bahwa gajah Asia tidak dianggap sebagai predator atau pesaing. Penurunan populasi gajah Asia ini pun dapat mengganggu stabilitas jaringan mamalia.

"Kepunahan gajah Asia dapat berdampak serius pada proses ekologi dan ketahanan komunitas hewan. Melindungi mereka penting untuk melestarikan hutan tropis Asia," kata Quan Ruichang dari XTBG.

Studi ini akhirnya turut menyoroti peran gajah Asia yang sering terabaikan dalam melestarikan keanekaragaman hayati, di luar dampaknya yang telah diketahui terhadap vegetasi.

Para peneliti menyerukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana megaherbivora memengaruhi komunitas hewan, dan lebih banyak upaya untuk melindungi gajah Asia sebagai spesies kunci bagi konservasi hutan holistik.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau