KOMPAS.com - Platform bentang alam terbesar di dunia, Global Landscape Forum, menunjuk Kamal Prawiranegara, orang Indonesia, sebagai direktur barunya. Dia resmi mulai menjabat pada Rabu (10/9/2025).
Menjadi direktur, Kamal yang kini berusia 44 tahun akan berupaya menciptakan bentang alam yang produktif, menguntungkan, adil, dan tangguh, dengan memadukan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal serta menghubungkan komunitas dan para ahli di seluruh dunia.
Sebagai direktur pertama GLF yang berasal dari Indonesia, ia akan menguatkan komunitas global yang kini telah menjangkau lebih dari 4 miliar orang di 175 negara.
“Ini adalah momen keberlanjutan sekaligus pertumbuhan bagi Global Landscapes Forum. Kami menegaskan kembali misi untuk mendukung komunitas, bukan dari atas ke bawah, melainkan dari akar rumput, saat mereka menghadapi tantangan global baru," katanya.
Kamal melihat, tantangan pengelolaan bentang alam iklim bisa diselesaikan dengan melibatkan masyarakat yang selama ini telah secara mandiri berninisiatif untuk menjaga ruang hidup mereka. GLF menghubungkan mereka dengan pembuat kebijakan, pendana, dan ilmuwan agar bisa menguatkan langkah.
Baca juga: Dari Lumajang sampai Osaka, Energi Komunitas Terbukti Bisa Bikin Dunia Menyala
"Ketika para pahlawan lokal terhubung dengan pembuat kebijakan, pendana, ilmuwan, dan penggerak perubahan, kita bisa mentransformasi bentang alam dan membentuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua – dan dunia sangat membutuhkannya saat ini,” ungkap Kamal.
Mantan Direktur sekaligus salah satu Pendiri GLF, John Colmey, mengungkapkan, "Konflik, iklim yang tidak stabil, runtuhnya keanekaragaman hayati, dan kesenjangan yang makin melebar, menuntut kita untuk merespons lebih. Kamal punya pengalaman dan keahlian untuk membawa misi GLF ke depan."
Colmey kini akan menjabat sebagai Penasihat Strategis Senior dan menlanjutkan perannya sebagai Direktur Senior di Center for International Forestry Research and World Agroforestry (CIFOR-ICRAF).
GLF ke depan akan terus memperluas jaringan global para penjaga bentang alam dengan meningkatkan dukungan untuk proyek-proyek yang dipimpin oleh kaum muda, perempuan, dan komunitas dalam isu iklim, kesetaraan gender, serta ketahanan dan kedaulatan pangan di kawasan Global South.
“Kepemimpinan Kamal akan sangat penting dalam memajukan misi GLF sekaligus visi CIFOR-ICRAF untuk bentang alam berkelanjutan di seluruh dunia,” ungkap Éliane Ubalijoro, CEO CIFOR-ICRAF dan Direktur Jenderal ICRAF.
Prawiranegara maupun Colmey akan hadir di Belém, Brasil, untuk COP30. Mereka akan memimpin GLF Climate 2025 dan Simposium GLF Investment Case ke-8. Dua acara hybrid ini akan mempertemukan para ahli, praktisi, dan pemimpin komunitas untuk menyerukan aksi nyata dan bermakna bagi keadilan iklim dan pendanaan di luar ruang negosiasi.
Baca juga: Orangutan Tapanuli Tinggal 577 Ekor, Dua Koridor Hutan Perlu Diperluas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya