Salman menggarisbawahi pentingnya pembaruan standar untuk memastikan laporan keberlanjutan tidak berhenti sebagai formalitas.
GRI telah berkontribusi menyediakan metrik yang seragam dengan kejelasan metodologi.
“Dengan ukuran yang universal, hasil laporan bisa dilacak, diuji, dan dipertanggungjawabkan. Ini membantu perusahaan membangun kepercayaan,” tutur Salman.
Ia menilai, banyak perusahaan masih menetapkan target ambisius tanpa baseline dan metrik yang memadai.
“Tanpa baseline, sulit mengukur progres. Pembaruan standar mendorong perusahaan untuk lebih realistis sekaligus transparan,” ujar Salman.
Menurut Salman, isu materialitas perlu ditinjau secara dinamis. Jadi, bukan sekadar dari mayoritas suara pemangku kepentingan, melainkan dari analisis risiko jangka panjang.
Ia menganggap, digitalisasi laporan akan mempercepat umpan balik dan memperkuat akuntabilitas. Pelaporan yang lebih mutakhir juga perlu memperhitungkan perspektif etika lintas generasi dan lingkungan hidup.
Baca juga: Data Driven, dari Kebutuhan Administratif ke Strategi Bisnis Keberlanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya