Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Surya Jadi Sumber Listrik Paling Ekonomis di Dunia

Kompas.com - 07/10/2025, 19:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi dari University of Surrey di Inggris memaparkan energi surya menjadi sumber listrik termurah di dunia.

Bahkan di negara-negara yang banyak terpapar sinar matahari, menurut studi tersebut, biaya untuk memproduksi satu unit listrik hanya Rp 445 sehingga lebih murah daripada listrik yang dihasilkan dari batu bara, gas atau angin.

Dalam laporan penelitian yang akan diterbitkan di jurnal Energy and Environment Materials, peneliti ATI University of Surrey menyimpulkan bahwa teknologi PV surya kini memegang peran kunci sebagai motor penggerak transisi global menuju energi bersih dan terbarukan.

"Bahkan di Britania Raya, yang terletak 50 derajat di utara khatulistiwa, energi surya tetap menjadi pilihan paling ekonomis untuk pembangkit daya dalam skala besar," papar Profesor Ravi Silva, rekan penulis studi, dikutip dari Techxplore, Senin (6/10/2025).

Baca juga: UE Cetak Sejarah, Energi Surya Kini Sumber Listrik Utama

Secara global, total jumlah energi surya yang terpasang melebihi 1.5 terawatt pada tahun 2024 yaitu dua kali lipat dari jumlah pada tahun 2020 dan cukup untuk memberi daya pada ratusan juta rumah.

Sederhananya, teknologi ini bukan lagi prospek yang mustahil tetapi bagian mendasar dari masa depan energi rendah karbon yang tangguh yang kita semua ingin wujudkan.

Lebih lanjut, meski ada banyak optimisme, tim peneliti ATI menyoroti sejumlah tantangan terutama dalam mengintegrasikan energi surya skala besar ke jaringan listrik eksisting.

Di beberapa daerah, misalnya seperti California dan China, produksi surya yang tinggi telah mengakibatkan kepadatan jaringan dan energi terbuang ketika pasokan melebihi kebutuhan.

"Integrasi peningkatan kapasitas energi surya ke dalam jaringan listrik kini menjadi hambatan utama yang harus diatasi. Jaringan pintar, prediksi berbasis AI, dan interkoneksi antar wilayah yang lebih kuat akan sangat krusial dalam mempertahankan stabilitas sistem listrik seiring melonjaknya penggunaan energi terbarukan," kata Dr. Ehsan Rezaee dari University of Surrey.

Baca juga: Bersama China, Indonesia Bisa Dorong Energi Surya

Namun dengan adanya integrasi penyimpanan energi dan jaringan pintar, energi surya kini siap menyuplai listrik bersih, murah, dan andal secara masif.

Penemuan bahan baru seperti sel surya perovskit berpotensi meningkatkan hasil energi hingga 50 persen tanpa perlu memperluas area instalasi."

Tapi yang perlu diingat lagi, kecepatan kemajuan tersebut sangat bergantung pada kebijakan yang konsisten dan dukungan jangka panjang.

Komitmen yang berkelanjutan serta kerja sama antarnegara adalah kunci mutlak jika kita ingin mempercepat transisi global menuju sistem energi yang bersih dan tepercaya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Pemerintah
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
LSM/Figur
IEA: Kapasitas Energi Terbarukan Global Berlipat Ganda pada 2030
IEA: Kapasitas Energi Terbarukan Global Berlipat Ganda pada 2030
Pemerintah
Energi Surya Jadi Sumber Listrik Paling Ekonomis di Dunia
Energi Surya Jadi Sumber Listrik Paling Ekonomis di Dunia
LSM/Figur
19 Proyek CCS Bakal Dibangun di RI, Disebut Jadi Kunci Dekarbonisasi Paling Ampuh
19 Proyek CCS Bakal Dibangun di RI, Disebut Jadi Kunci Dekarbonisasi Paling Ampuh
Pemerintah
Studi: Emisi Karbon dari Inhaler Setara Emisi 530.000 Mobil
Studi: Emisi Karbon dari Inhaler Setara Emisi 530.000 Mobil
Pemerintah
Radioaktif di Cikande Picu Kanker hingga Kerusakan Sumsum Tulang Belakang
Radioaktif di Cikande Picu Kanker hingga Kerusakan Sumsum Tulang Belakang
Pemerintah
Proyek CCS di Asia Berisiko Melepaskan 25 Miliar Ton Emisi Tambahan
Proyek CCS di Asia Berisiko Melepaskan 25 Miliar Ton Emisi Tambahan
Pemerintah
BKPM: Usia CCS RI Capai 200 Tahun, Berpotensi Simpan hingga 577 Ton CO2
BKPM: Usia CCS RI Capai 200 Tahun, Berpotensi Simpan hingga 577 Ton CO2
Pemerintah
PLN Sukses Pasok Listrik Andal dalam HUT Ke-80 TNI di Monas
PLN Sukses Pasok Listrik Andal dalam HUT Ke-80 TNI di Monas
BUMN
Transisi Energi di Daerah 3T harus Disesuaikan dengan Potensi Sumber Energi Baru
Transisi Energi di Daerah 3T harus Disesuaikan dengan Potensi Sumber Energi Baru
Pemerintah
PT Vale Indonesia Sabet Lestari Award 2025 untuk Program Kehati Lutim Bersinergi
PT Vale Indonesia Sabet Lestari Award 2025 untuk Program Kehati Lutim Bersinergi
Swasta
PLN Aliri Listrik 82 Sekolah di Daerah 3T Mamasa Sulbar, Buka Jalan Digitalisasi Pembelajaran
PLN Aliri Listrik 82 Sekolah di Daerah 3T Mamasa Sulbar, Buka Jalan Digitalisasi Pembelajaran
BUMN
Waspadai Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Waspadai Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Pasar Hewan Bisa Jadi Dapur Virus, Pandemi Berikutnya Bisa Muncul dari Sana
Pasar Hewan Bisa Jadi Dapur Virus, Pandemi Berikutnya Bisa Muncul dari Sana
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau