JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan kondisi ini dipengaruhi atmosfer global dan regional yang memperlihatkan adanya faktor peningkatan pertumbuhan awan hujan.
"Aktivitas atmosfer ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari hujan ringan hingga lebat," ujar Andri saat dihubungi, Selasa (7/10/2025).
Secara global, nilai dipole mode index (DMI) menunjukan nilai negatif 1,24 yang memicu meningkatnya pasokan uap air dan mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Meningkat, Australia Komitmen Pangkas Emisi Karbon 62 Persen
Selain itu, gelombang atmosfer terpantau dominan dengan gelombang rossby ekuatorial aktif di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Selat Makassar Bagian Selatan, Sulawesi Bagian Selatan, Teluk Bone dan Laut Flores.
Andri mencatat, gelombang kelvin diperkirakan aktif di Laut Cina Selatan, Selat Makassar bagian utara, Kalimantan Timur, Laut Sulawesi, Sulawesi bagian Utara, Perairan Utara Sulawesi bagian Utara, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Papua Tengah, Papua, serta Papua Selatan.
"Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah adanya daerah perlambatan dan pertemuan angin yang terpantau memanjang dari Perairan Barat Bengkulu hingga Lampung," jelas dia.
Kemudian di Laut Banda, Laut Arafuru, Maluku, Laut Seram, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, Papua Tengah, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan dari Perairan utara Maluku Utara hingga utara Papua Barat Daya.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah perlambatan dan pertemuan angin, sehingga memicu terjadinya hujan.
Pada 7-9 Oktober 2025, hujan ringan diprediksi melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Baca juga: Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
Sementara, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi di Bengkulu, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, maupun Bali.
"Periode 10 - 13 Oktober 2025, cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang," tutur Andri.
Wilayah yang perlu waspada antara lain Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
BMKG memgimbau masyarakat mewanti-wanti bencana banjir ataupun tanah longsor akibat cuaca ekstrem.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya