Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan DAS Anai Terancam Semakin Kritis, Alih Fungsi Lahan Sebabnya

Kompas.com, 11 Oktober 2025, 12:00 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebesar 52,71 persen lahan pada daerah aliran sungai (DAS) Anai atau seluas 36.272 hektar berstatus kritis. Jika tidak dilakukan upaya pencegahan, lahan pada DAS Anai yang berstus kritis akan semakin luas.

Berdasarkan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Agam Kuantan, lahan pada DAS Anai yang berstatus kritis seluas 2.058 hektar dan dengan kondisi sangat kritis 421 hektar. Total lahan pada DAS Anai seluas 68.815 hektar. Secara wilayah, DAS Anai meliputi enam kabupaten/kota. Yaitu, Padang Pariaman, Tanah Datar, Padang, Padang Panjang, Agam, dan Solok.

"Untuk sebaran lahan krisis pada DAS Anai memang dominasi agak kritis, tetapi ketika ini kita tidak jaga, ke depan bisa jadi kita akan kritis dan sangat kritis," ujar Kepala BPDAS Agam Kuantan Kementerian Kehutanan (Kemenehut)," Imas Aidaningsih dalam webinar beberapa hari lalu.

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Serukan Aksi Selamatkan DAS Brantas Jatim

Menurut Imas, lahan pada DAS Anai sudah banyak terdegradasi. Kalau dibandingkan lima tahun lalu, tata guna lahan pada DAS Anai saat ini sangat banyak mengalami perubahan. DAS Anai beralih fungsi menjadi lahan pertanian, permukiman, perkebunan, sampai bandara/pelabuhan. Yang paling luas adalah beralih fungsinya DAS Anai menjadi lahan pertanian.

Sebesar 14,64 persen lahan pada DAS Anai atau 10.084 hektar telah menjadi pertanian lahan kering; 11,52 persen atau 7.933 hektar sawah; serta 7,78% lahan atau 5.358 hektar pertanian lahan kering campur semak.

"Di sini cukup banyak dan dominan pertanian lahan kering di hulu-hulu DAS Anai. Ini juga perlu mendapatkan perhatian, mungkin cara persiapan lahannya dan juga cara untuk penanamannya, jadi harus memperhatikan teknik-teknik konservasi tanah seperti itu. Harus menjadi perhatian karena tata guna lahan ini sudah sangat cukup banyak perubahan," tutur Imas.

Berdasarkan tutupan atau fungsi kawasan hutan pada DAS Anai, sebesar 45,51 persen atau 31.351 hektar adalah areal penggunaan lain (APL). Sisanya, sekitar 25,89 persen atau 17.836 hektar suaka margasatwa; 21,32 persen atau 14.689 hektar hutan lindung; 6,56 persen atau 4.516 hektar cagar alam, serta 0,72 persen atau 494 hektar tubuh air.

Imas menilai, wilayah curam dan rawan longsor di kawasan DAS Anai menjadi prioritas untuk direhabilitasi. Kawasan hulu DAS Anai di Gunung Merapi, Singgalang, dan Tandikat perlu direhabilitasi agar air hujan dapat tertahan di tanah.

Baca juga: Cegah Banjir, Properti Ilegal di Hulu DAS Ciliwung Dibongkar

“Ketika hulunya terbuka, relatif terbuka, tentunya ini akan sangat rawan terjadi banjir, karena mungkin nanti dengan cepatnya hujan air yang turun itu tidak tertahan lagi,” ucapnya.

Selain itu, pembukaan lahan DAS Anai untuk perkebunan juga menjadi salah satu pemicu banjir.

Banjir bandang pernah melanda Kawasan Lembah Anai Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, pada 11-12 Mei 2024 lalu. Banjir merusak banyak bangunan dan memutus jalan lintas Padang-Bukittinggi.

"Tidak kurang dari 50 korban jiwa. Untuk kejadiannya saat itu malam hari, kalau siang hari barangkali bisa dibayangkan bagaimana dampaknya untuk keselamatan masyarakat," ujar Imas.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau