KOMPAS.com - Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan Fasilitas Lingkungan Global (GEF), bersama dengan Bank Pembangunan Amerika Latin (CAF) dan Bank Pembangunan Asia (ADB), secara resmi meluncurkan Program Terpadu Akselerator Net-Zero Nature-Positive.
Program ini dirancang untuk mengintegrasikan target iklim dan keanekaragaman hayati melalui perubahan sistem ekonomi dan keuangan secara menyeluruh.
Tujuan lainnya adalah mendorong pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat agar segera melakukan aksi yang terintegrasi.
Melansir Eco Business, Senin (20/10/2025), walaupun para ilmuwan sepakat bahwa perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati saling berhubungan erat, respons dunia masih terpisah-pisah dan minim pendanaan.
Banyak anggaran negara tidak sesuai dengan target lingkungan, dan sistem keuangan negara jarang mendorong investasi swasta dalam jumlah besar yang diperlukan.
Baca juga: Langkah Mundur Aksi Iklim, Aliansi Perbankan Net-Zero Global Bubar
Ketiadaan keselarasan ini menghambat pencapaian tujuan terkait iklim dan pelestarian alam.
Itu mengapa tujuan dari Program Terpadu Akselerator Net-Zero Nature Positive adalah membantu berbagai negara mengintegrasikan target iklim dengan upaya perlindungan keanekaragaman hayati ke dalam strategi nasional mereka.
Termasuk juga mendukung pelaksanaan Perjanjian Paris, Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework, dan komitmen global lainnya melalui pendekatan yang melibatkan seluruh sektor ekonomi dan masyarakat.
Program tersebut akan memberikan dukungan kepada 12 negara, yaitu Chile, Kosta Rika, Pantai Gading, Indonesia, Mauritius, Meksiko, Maroko, Nigeria, Tanzania, Thailand, Trinidad dan Tobago, dan Vietnam.
Dukungan ini meliputi proyek di tingkat nasional dan pengembangan platform global untuk berbagi ilmu, peningkatan kapasitas, dan inovasi.
Pelaksanaan program di masing-masing negara juga akan dibantu oleh UNDP, UNIDO, dan FAO.
Baca juga: Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Lebih lanjut, Program Terpadu Akselerator Net-Zero Nature-Positive ini disusun untuk mencapai target terukur, antara lain pemulihan atau peningkatan pengelolaan lahan seluas 1 juta hektare dan pengurangan emisi karbon sekitar 75 juta ton.
Pencapaian target ini secara langsung akan mendukung misi global untuk memangkas emisi gas rumah kaca dan menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati dalam dekade krusial ini.
Saat ini, semua tenaga dan upaya harus dikerahkan untuk menghadapi tiga masalah besar yang melanda Bumi, yaitu krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan alam, serta polusi dan sampah.
"Program ini adalah kesempatan emas untuk menggalang dana pemerintah dan swasta, meningkatkan kemampuan lembaga, dan memasukkan solusi berbasis alam ke dalam strategi pembangunan negara kita," kata Dr. Sam Mugume dari Uganda, Wakil Ketua Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (CFMCA).
Secara ilmiah terbukti, krisis perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati saling berkaitan erat, sehingga penanganannya harus dilakukan secara terpadu.
Peresmian program ini pun menjadi titik balik penting dalam cara negara-negara dan lembaga internasional menangani perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
Baca juga: Pakar Peringatkan, Kredit Karbon Justru Hambat Target Iklim Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya