Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah

Kompas.com, 23 Oktober 2025, 17:32 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lilin dahulu akrab menerangi kegelapan malam di rumah Sadiah selama puluhan tahun. Perempuan berusia 44 tahun itu mengatakan benda tersebut bahkan pernah langka seperti aliran listrik di kampungnya, Desa Seraras, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.

Selain lilin, Sadiah dan warga lainnya memanfaatkan genset dari rumah milik ketua Rukun Tetangga (RT) setempat yang hanya dapat diakses terbatas. Mereka harus patungan untuk membeli solar 5-10 liter per malam untuk menghidupkan mesin pembangkit listrik tersebut.

"Sebelum ada listrik, kami orang sini pakai genset. Ada juga yang enggak mampu, itu pakai pelita di rumah, pokoknya belum ada listrik susah sekali," ujar Sadiah kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025).

Listrik yang mengalir sejak pukul 18.00 sampai 22.00 WIB dimanfaatkan untuk penerangan, menyetrika pakaian, dan memompa air dengan mesin. Di sela waktu senggang, Sadiah serta anak perempuannya juga menyalakan televisi demi menonton acara yang ditunggu.

Baca juga: Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih

Desa yang berada di tepian Sungai Kapuas ini akan kembali gelap gulita ketika genset yang mengalirkan listrik ke satu RT padam. Keheningan di telinga hanya terisi oleh suara jangkrik dan desiran air sungai yang mengalir.

Saat gelap itu, Sadiah dan tetangganya hanya keluar dari rumah seperlunya.

"Setiap malam di sini gelap, apalagi dulu kampung masih sepi enggak kayak sekarang motor mondar-mandir," tutur Sadiah.

Aliran listrik dari PT PLN (Persero) baru hadir menetap di Desa Seraras pada 2014. Mulai saat itu, Sadiah dan warga lainnya tidak lagi menyisihkan uang untuk membeli solar demi menghidupkan genset atau membeli lilin.

Pemasangan listrik, kata Sadiah, dilakukan melalui Koperasi Unit Desa (KUD) yang menaungi para petani kelapa sawit di Seraras. Setiap warga harus harus membayar Rp 4,7 juta per 1 kilowatt hour (kWh) untuk dipasangi meteran oleh PLN.

Kekhawatiran sempat singgah di benaknya karena membayangkan tagihan listrik lebih mahal daripada membeli solar atau lilin. Dahulu dia perlu mengeluarkan uang sekitar Rp 10.000 per hari, sekarang hanya merogoh kocek Rp 150.000 per bulan untuk membeli token listrik.

Senyum semringah kini hadir di wajah Sadiah dan warga Desa Seraras setelah listrik hadir sepenuhnya. Anak-anak bisa belajar lebih lama, sementara ibu-ibu menggunakan peralatan elektronik dengan bebas sesuai kebutuhan.

"Sekarang sudah ada listrik semuanya bisa terkendali, kami mencuci enak, masaknya enak, pokoknya serba praktis sekarang," kata dia.

Baca juga: Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api

Meski PLN telah menghadirkan listrik sepenuhnya, Sadiah juga tetap berupaya menghemat token dengan penggunaan barang elektronik secukupnya. Penghematan itu tentunya mengantisipasi pengeluaran bulanan yang berlebih dari kantong pribadinya.

Program Listrik Desa

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di 1.285 desa hingga akhir 2025 melalui program Listrik Desa atau Lisdes.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya berkomitmen menuntaskan agenda pemerataan listrik hingga ke wilayah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal.

“Melalui listrik, perubahan besar dapat terjadi bagi masyarakat, mulai dari peningkatan taraf hidup, pertumbuhan ekonomi desa, hingga pembukaan lapangan kerja baru. PLN siap menjalankan amanat pemerintah untuk menerangi seluruh negeri tanpa terkecuali,” ungkap Darmawan, Jumat (17/10/2025).

Dia mencatat, untuk mengalirkan listrik ke 1.285 desa di tahun ini, PLN akan membangun infrastruktur jaringan tegangan menengah sepanjang 4.770 kilometer sirkuit (kms). Rinciannya, 3.265 kms jaringan tegangan rendah, dan 94.040 kilovolt ampere (kVA) gardu distribusi. Melalui upaya tersebut, diharapkan lebih dari 77.000 keluarga bisa menikmati listrik.

“Ini bukan sekadar angka, tetapi kehidupan yang berubah. Anak-anak bisa belajar malam hari, usaha kecil bisa tumbuh, dan desa jadi lebih sejahtera,” papar Darmawan.

Baca juga: KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau