Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP30: 300 Juta Dollar AS Dialokasikan untuk Riset Kesehatan Iklim

Kompas.com, 18 November 2025, 20:31 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok filantropi yang tergabung dalam Climate and Health Funders Coalition menginvestasikan 300 juta dolar AS untuk mengembangkan solusi penyelamat jiwa seiring dengan terus meningkatnya suhu global.

Komitmen tersebut disampaikan dalam COP30 di Belem, Brasil.

Sebagai informasi, setiap tahun lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyebab yang berhubungan dengan panas.

Namun, tak hanya itu saja. Dana sebesar 300 juta dolar AS ini nantinya akan digunakan untuk penelitian dan investasi strategis untuk memerangi ancaman kesehatan yang paling diperburuk oleh perubahan iklim lainnya yakni polusi udara dan juga penyakit menular.

"Kami berkomitmen untuk menggunakan dana 300 juta dolar AS tersebut untuk berinovasi dan mengambil risiko pada solusi kesehatan iklim yang baru," kata Estelle Willie, direktur kebijakan dan komunikasi kesehatan di The Rockefeller Foundation, salah satu penyandang dana.

Baca juga: Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian

Secara terpisah, tuan rumah COP30 Brasil meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut Belem Health Action Plan untuk mendorong negara-negara memantau dan mengoordinasikan kebijakan kesehatan terkait iklim di berbagai kementerian dan departemen mereka.

Inisiatif kesehatan dan kebijakan yang dipimpin oleh Brasil adalah bagian dari strategi yang lebih besar di COP30 yang bertujuan untuk mengalihkan fokus dari hanya mitigasi ke penguatan kapasitas negara-negara untuk menghadapi dan bertahan hidup dari dampak fisik krisis iklim yang semakin parah.

Melansir Channel News Asia, Jumat (14/11/2025) dana 300 juta dolar AS yang baru dijanjikan tersebut menambah 1 miliar dolar AS hingga 2 miliar dolar AS uang publik yang dihabiskan untuk meneliti dampak kesehatan terkait iklim, menurut sebuah studi tahun 2023 dalam jurnal PLOS.

Kendati demikian, para ahli mengatakan masih banyak yang dibutuhkan.

"Kemajuan di bidang kesehatan sedang menurun. Kita telah meraih kemenangan yang sulit di bidang kesehatan melalui teknologi, melalui sistem kesehatan global. Namun, perubahan iklim benar-benar memperburuk setiap masalah dan kesehatan global saat ini,” kata Willie.

Sebuah laporan bulan Oktober di jurnal ilmiah The Lancet memperkirakan jumlah kematian tahunan akibat penyebab terkait panas yang diperburuk oleh perubahan iklim mencapai hampir 550.000.

Badan-badan PBB pada bulan Agustus memperkirakan bahwa sekitar separuh populasi dunia, atau lebih dari 3,3 miliar orang, sudah berjuang melawan meningkatnya suhu panas.

Baca juga: Studi: Pembakaran Bahan Bakar Fosil Ancam Kesehatan 1,6 Miliar Orang

Sementara, sebanyak 150.000 kematian tahunan lainnya dapat dikaitkan dengan polusi udara, seringkali akibat pembakaran bahan bakar fosil tetapi juga akibat kebakaran hutan yang semakin parah, menurut laporan tersebut, sementara beberapa penyakit menular juga meningkat.

Kasus demam berdarah yang dilaporkan juga meningkat 49 persen sejak tahun 1950an.

"Peringatan dari para ilmuwan tentang perubahan iklim telah menjadi kenyataan. Dan jelas bahwa tidak semua orang terdampak secara setara," kata John-Arne Røttingen, kepala eksekutif Wellcome Trust, penyandang dana lainnya.

Yang paling rentan adalah anak-anak, ibu hamil, lansia, dan pekerja luar ruangan, bersama dengan komunitas-komunitas dengan sumber daya paling sedikit untuk merespons.

Pendana lain dalam Climate and Health Funders Coalition yang baru diumumkan antara lain Gates Foundation, Bloomberg Philanthropies, dan IKEA Foundation. Sebanyak 27 lembaga filantropi lainnya telah menandatangani, tetapi belum berkomitmen untuk memberikan dana.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau