Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok

Kompas.com, 4 Desember 2025, 09:37 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Biru Foundation (IBF) bersama Association of Korean Construction Company in Indonesia (AKCI) resmi berkolaborasi untuk inisiatif perlindungan dan pemulihan ekosistem di Lombok Barat.

Kerja sama itu dilakukan dalam acara End of Year Gathering AKCI di Damai Indah Golf PIK Course, Jakarta, Rabu (3/12/2025) malam.

Langkah ini menjadi tonggak awal keterlibatan perusahaan sektor konstruksi Korea dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.

Baca juga: Belantara Foundation: Mangrove Jadi Penyangga Kehidupan dan Atasi Krisis Iklim

Pendiri dan Direktur IBF, Andre Saputra, yang menegaskan bahwa pembangunan yang tidak terkelola berpotensi mempercepat hilangnya ekosistem penting dari darat hingga laut.

"Karena itu kami berinisiatif untuk menjalin kolaborasi dengan AKCI untuk turut serta dalam pemulihan ekosistem di kawasan Senggigi Lombok Barat," ujarnya.

Dalam acara tersebut, IBF memaparkan perkembangan program konservasi Mangrove Cemare di Lombok Barat yang selama dua tahun terakhir berfokus pada rehabilitasi mangrove, pengembangan ekowisata edukatif, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. 

Turut hadir Kyung Min Park, IBF Youth Ambassador, yang berperan sebagai penghubung antara IBF dan komunitas AKCI. Dengan latar belakang Korea Selatan dan dedikasinya pada isu lingkungan, Park menekankan pentingnya jejaring lintas negara dalam memperkuat aksi konservasi.

Di akhir pemaparan, Andre mengundang para anggota AKCI untuk mendukung program-program IBF tahun 2026, dan menghasilkan komitmen pendanaan sebesar Rp 96 juta untuk memperkuat program pengelolaan sampah serta rehabilitasi mangrove dan ekowisata edukatif di Cemare.

Chairman AKCI sekaligus perwakilan PT SSA, Hwang Eui Sang, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja IBF serta pentingnya kepedulian sektor konstruksi terhadap lingkungan.

“Industri konstruksi memiliki dampak besar terhadap lanskap dan ekosistem. Karena itu, kita juga harus ambil bagian dalam upaya pemulihan dan perlindungan lingkungan,” ujar Hwang.

Baca juga: KG Media Tanam 10.000 Bibit Mangrove di Indramayu, Bisnis Bisa Lestari

“Mangrove adalah salah satu ekosistem paling penting untuk masa depan pesisir Indonesia—untuk perlindungan bencana, keanekaragaman hayati, hingga kehidupan masyarakat lokal. Kami mendorong seluruh anggota AKCI untuk lebih peduli dan aktif dalam inisiatif-inisiatif konservasi seperti yang dilakukan IBF,” lanjut Hwang.

Andre Saputra, menyampaikan pihaknya menyambut baik dukungan tersebut. Pihaknya berharap kolaborasi ini menjadi titik balik bagi perusahaan-perusahaan konstruksi untuk meninjau kembali cara mereka merancang dan mengoperasikan proyek.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau