Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil

Kompas.com, 5 November 2025, 19:48 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Startup yang bergerak di sektor keanekaragaman hayati menarik investor yang lebih luas namun sayangnya hanya mengumpulkan sedikit modal.

Hal tersebut terungkap dari sebuah analisis baru yang menggunakan pembelajaran mesin untuk menyaring basis data modal ventura.

Sebagai informasi startup keanekaragaman hayati merupakan perusahaan rintisan yang berupaya menyelesaikan masalah lingkungan dan spesifik terkait alam, seperti misalnya lenyapnya terumbu karang atau penyerbuk alami.

Studi berjudul "Biodiversity Entrepreneurship," yang diterbitkan di Review of Finance, juga menemukan bahwa startup keanekaragaman hayati yang memiliki akun di X mengumpulkan dana yang jauh lebih besar daripada mereka yang tidak memiliki akun X.

“Startup keanekaragaman hayati bertujuan untuk mempertahankan alam, alih-alih mengubahnya,” kata Andrew Karolyi, Dekan Charles Field Knight dari Cornell SC Johnson College of Business dan penulis korespondensi studi ini.

Baca juga: Inisiatif Global, ISO Rilis Standar Baru tentang Keanekaragaman Hayati

“Meskipun memiliki kepentingan ekologis, mereka kesulitan menarik tingkat pendanaan yang sama dengan rekan-rekan mereka yang berfokus pada iklim. Studi kami menemukan bahwa startup keanekaragaman hayati membutuhkan model pendanaan hibrida agar berhasil, serta dukungan kuat dari investor berdampak dan sektor publik,” terang Karolyi, dikutip dari Phys, Selasa (4/11/2025)

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis 630 startup yang terkait dengan keanekaragaman hayati, mengategorikannya menjadi lima area fokus ekologis yakni laut, hutan, pertanian, hewan, dan multifungsi.

Setiap startup kemudian dicocokkan dengan startup generik serupa yang digunakan sebagai pembanding berdasarkan industri, lokasi, usia, dan ukuran, yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis perbedaan dalam pendanaan, jenis investor, dan penggunaan media sosial.

Dibandingkan dengan startup generik, startup keanekaragaman hayati mengumpulkan dana yang jauh lebih sedikit.

Rata-rata ukuran kesepakatan hanyalah 3,2 juta dolar AS, kurang dari setengah dari 6,6 juta dolar AS yang dikumpulkan oleh perusahaan serupa di sektor lain.

Namun, studi tersebut menemukan bahwa startup ini menarik campuran investor yang lebih luas.

Startup keanekaragaman hayati lebih mungkin menerima dukungan dari "investor nilai", seperti dana berdampak dan lembaga publik. Para investor ini memprioritaskan hasil lingkungan dan sosial di samping pengembalian finansial.

Para peneliti menemukan bahwa startup multifungsi menerima pendanaan paling banyak, diikuti oleh startup yang berfokus pada hutan.

Saat ini, lebih dari separuh startup berfokus pada konsultasi, edukasi, dan kampanye kesadaran, sementara sisanya terlibat langsung dalam hasil yang positif bagi alam, seperti restorasi terumbu karang atau upaya pembangunan kembali kehutanan.

Lebih lanjut, dampak signifikan dari X adalah salah satu temuan studi yang paling mengejutkan. Sekitar 38 persen dari perusahaan rintisan memiliki akun X aktif, mengumpulkan pendanaan yang jauh lebih besar.

Baca juga: Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau