Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 4 April 2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Koperasi hijau memerlukan payung hukum yang kuat agar semakin mendukung transisi energi di daerah terpencil seperti perdesaan dan pesisir.

Selama ini, koperasi hijau menjadi praktik yang terbukti memobilisasi pendanaan aksi mitigasi iklim dan menciptakan pekerjaan hijau atau green jobs di daerah terpencil.

Manajer Komunikasi Yayasan Rumah Energi (YRE) Fauzan Ramadhan mengatakan, gerakan koperasi hijau memusatkan upaya transisi energi dan dengan sendirinya akan membuka green jobs.

Baca juga: Koperasi Hijau di Daerah Terpencil Mampu Ciptakan Green Jobs

Salah satu contoh koperasi hijau di kawasan terpencil adalah koperasi pembiayaan pengadaan biogas komunal dan per rumah tangga yang digagas YRE.

Selain menjadi sarana pengolahan limbah kotoran ternak, kehadiran biogas di rumah tangga petani dan peternak bisa menghemat gas elpiji untuk memasak.

Melalui biogas, penggunanya juga memperoleh keuntungan dari pemanfaatan ampas biogas untuk pupuk tanaman.

Program Officer Program Biogas Rumah Indonesia YRE Danastri Widoningtyas mengatakan, pembangunan biogas menghadirkan green jobs contohnya tukang dan pengawas konstruksi biogas.

Baca juga: Sambut Green Jobs, Ini 5 Lapangan Kerja dari Energi Terbarukan

Sejauh ini, YRE telah memberikan pelatihan secara teknis kepada 1.570 orang untuk pembangunan biogas hingga akhir 2023.

"Tenaga terlatih kemudian dapat dilibatkan dalam proses konstruksi maupun pemeliharaan biogas," jelas Danastri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (2/4/2024).

Meski memiliki potensi besar, koperasi hijau belum dipayungi hukum yang kuat di Indonesia.

Fauzan menuturkan, keberadaan regulasi dapat menjadi koridor yang jelas dalam pengelolaan koperasi hijau untuk meminimalisasi praktik-praktik yang melanggar hukum.

Baca juga: Daftar Skill dan Jurusan yang Dibutuhkan Green Jobs Teknik

Dia menambahkan, payung hukum untuk koperasi hijau juga dibutuhkan dalam guna pengarusutamaan perubahan iklim di dalam kelembagaan koperasi maupun praktik bisnis yang dijalankannya.

"Walaupun pada praktiknya selama ini penerapan koperasi hijau tetap bisa berjalan di akar rumput," ungkap Fauzan.

Sementara itu, Manajer Riset dan Pengelolaan Pengetahuan Koaksi Indonesia Ridwan Arif menuturkan, regulasi diperlukan agar koperasi hijau dapat mendukung transisi energi serta menjadi faktor penunjang green jobs.

"Karena jika tidak memiliki payung hukum, akan sangat mungkin kata ‘hijau’ dalam koperasi hijau dapat disalahgunakan dan menjadi instrumen green washing," ungkap Ridwan.

Baca juga: Berapa Potensi Green Jobs dari Transisi Energi di Indonesia?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau