JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Koordinator Bidang Pangan bersama Konservasi Indonesia (KI) dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi resmi mengukuhkan Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan Kabupaten Banyuwangi.
Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dalam lima tahun terakhir, produksi udang Indonesia terus meningkat dari 863.118 ton pada 2019 menjadi 941.646 ton pada 2023.
Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan besar, mulai dari serangan penyakit hingga terbatasnya pasokan energi di kawasan budi daya. Hambatan nonteknis mencakup perizinan dan fluktuasi harga turut menegaskan perlunya pembenahan tata kelola secara terintegrasi.
Baca juga: KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budi Daya, Cahyadi Rasyid, menyebut pembentukan tim pelaksana ini sebagai model kolaborasi pertama di Indonesia untuk memperkuat tata kelola dan daya saing sektor udang yang menjadi komoditas penting nasional.
“Akselerasi produksi harus berjalan seiring dengan perlindungan ekosistem. Banyuwangi memiliki kapasitas untuk menjadi contoh nasional dalam transformasi industri udang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/12/2025).
Cahyadi menambahkan bahwa Banyuwangi memiliki keunggulan sosial dan kelembagaan yang kuat, mulai dari jejaring pembudi daya hingga komitmen pemerintah daerah. “Kombinasi ini menjadikan Banyuwangi lokasi tepat untuk merumuskan pendekatan baru yang lebih adaptif dan berkelanjutan,” katanya.
Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan ini dipimpin oleh Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
Struktur beranggotakan berbagai institusi yang terbagi dalam delapan komisi atau peran, di antaranya bidang konservasi, industri dan komunitas, pasar dan rantai pasok, regulasi dan perizinan, sumber daya manusia, kesejahteraan, teknologi dan inovasi budi daya, hingga edukasi dan pariwisata.
Konservasi Indonesia (KI) sebagai mitra penggerak utama dan fasilitator strategis berperan sangat signifikan mendorong terbentuknya tim pelaksana ini.
Penguatan industri budi daya udang dinilai memerlukan pendekatan lintas sektor yang tidak hanya bertumpu pada kebijakan teknis, tetapi juga mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial secara seimbang.
Senior Ocean Program Advisor KI, Victor Nikijuluw menilai penguatan praktik budi daya yang berwawasan lingkungan perlu dipercepat.
Baca juga: Banyuwangi jadi Percontohan Budi Daya Udang Berkelanjutan
“Menjawab tantangan tersebut, KI dalam lima tahun terakhir telah menjalankan berbagai inisiatif perbaikan kawasan budi daya udang di Banyuwangi. Program tersebut menunjukkan hasil positif, baik dalam peningkatan produktivitas maupun pemulihan fungsi ekologis kawasan, salah satunya restorasi mangrove di tambak tradisional,” tutur Victor.
Victor menambahkan, skema pembentukan tim pelaksana disusun berdasarkan serangkaian riset dan pendampingan KI kepada petambak dan kolaborasi dengan perguruan tinggi.
“Selama pengamatan serta riset kami rangkum menjadi arah jangka panjang. Ini bukan hanya dokumen, tetapi panduan kerja kolektif untuk industri udang berkelanjutan sekaligus meningkatkan produktivitas tambak rakyat,” katanya.
Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi teknis yang telah disusun, KI menegaskan bahwa implementasi kebijakan ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi membawa peluang nyata bagi percepatan pembangunan sektor perikanan budi daya di Banyuwangi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya