KOMPAS.com - Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuranji di Kota Padang dan Solok, Sumatera Barat, bertambah lebar dari sekitar 15 meter menjadi 150 meter setelah bencana banjir dan longsor pada akhir November 2025 lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Agam Kuantan Kementerian Kehutanan, Anton Sudarwo berdasarkan pemantauan sementara.
Baca juga:
"Kuranji jenis tanahnya hampir 90 persen jenis kambisol, ada juga regosol sedikit ke arah pantai. Tapi mulai dari tengah sampai hulu itu yang di atas sana, yang banyak hutan, itu kambisol. Tanah kambisol itu masih tanah muda, belum masuk kelas tua jadi masih rentan bergeser istilahnya," terang Anton, dilansir dari Antara, Kamis (11/12/2025).
Karakter tanah ini disebut mampu menyerap air ketika hujan turun. Namun, ketika debit air meningkat tajam dalam waktu singkat, tanah ini menjadi tidak kuat menahan tekanan air.
Kondisi itu membuat tanah mudah luruh bersama pohon-pohon besar di sekitarnya. Faktor ini kemudian memperparah dampak banjir karena material yang terbawa arus meningkatkan daya rusak aliran sungai.
Baca juga:
Foto udara tumpukan gelondongan kayu di permukiman di Tabiang Bandang Gadang, Nanggalo, Padang, Sumatera Barat, Selasa (9/12/2025). Gelondongan kayu yang terbawa banjir bandang sejak dua pekan lalu masih tersangkut di wilayah itu. Anton menambahkan bahwa kejadian banjir bandang pada hari itu dipicu hujan ekstrem.
"Kebetulan kemarin pas dipicu dengan hujan yang ekstrem, sampai 139 milimeter per hari itu, kemudian dilihat dari pola aliran ini menuju ke satu titik ini, makanya yang di Jembatan Gunung Nago itu terbawa hancur jembatannya," tutur dia.
Pelebaran juga terjadi di beberapa DAS lain yang terdampak bencana. Anton menegaskan bahwa volume air yang besar bukan satu-satunya penyebab. Pohon dan material kayu yang terbawa arus ikut membuka ruang sungai lebih lebar.
Ketika hal terjadi berulang kali, bentuk DAS akan berubah dan itu berdampak langsung pada pola aliran air pada kejadian berikutnya.
Sebagai informasi, bencana banjir bandang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dilaporkan Kompas.com, Kamis (11/12/2025), bencana tersebut menelan total 969 korban jiwa, serta korban hilang sebanyak 252 orang per Rabu (10/12/2025) malam.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya