Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15.000 Telur Program Lestari untuk Anak Stunting di Penjuru Negeri

Kompas.com, 29 Juli 2023, 22:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - KG Media secara resmi meluncurkan inisiatif Lestari di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Peluncuran ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Chief Executive Officer (CEO) KG Media Andy Budiman.

Rangkaian peluncuran ini diikuti penyematan jaket berwarna merah oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo kepada Department Head Social Responsibility & Corporate Communication Corporate Governance & Sustainability PT United Tractors Tbk Himawan Sutanto, dan penyerahan secara simbolis 15.000 telur oleh Himawan kepada Andy.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo yang menyatakan rasa senangnya akan diresmikannya Lestari.

Sejumlah program yang telah dilakukan, termasuk pengentasan stunting secara gotong-royong dapat berjalan dengan baik. 

Baca juga: Lestari, Inisiatif KG Media Percepat SDGs di Indonesia Resmi Meluncur

Kompas Gramedia dan ini CEO KG Media, terima kasih Pak Andy, sudah luar biasa memberikan ide sangat cemerlang. Karena apa? Dengan dua telur itu mudah diingat, mudah diikuti. Karena banyak orang yang ingin membantu stunting itu gimana? Nah, ternyata idenya yang cemerlang, dengan dua telur ini luar biasa,” puji Hasto.

Hasto juga mengapresiasi Himawan selaku perwakilan United Tractors yang telah menyumbangkan 15.000 telur.

Dia pun menghitung, apabila satu anak diberikan dua telur lalu dikali enam bulan, maka 15.000 telur dari KG Media itu dapat dibagi untuk 360 telur per anak.

“Karena, satu anak butuh 360 (telur) untuk enam bulan. Jadi, nanti akan ketemu berapa anak selama enam bulan. Nah akan dievaluasi sekarang ini seperti apa stuntingnya selama 6 bulan,” papar Hasto.

Hasto meyakini, dengan protein hewani dari telur itu dapat mengatasi stunting.

Adapun ciri-ciri anak stunting adalah tidak memiliki tingi badan normal, tidak cerdas, dan pada pertengahan umur 40 tahun sudah mengalami central obesity (gemuk tapi berada di tengah).

Baca juga: Lestari, Kontribusi KG Media Terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan

Maka dari itu, dirinya mewanti-wanti seseorang yang memiliki tampilan central obesity, akan menjadi ancaman terhadap tekanan darah tinggi maupun diabetes.

Hasto menjabarkan penyebab stunting ada tiga yakni sub-optimal nutritional (kekurangan nutrisi), sub-optimal health (sakit-sakitan), serta sub-optimal parenting (belum sempurnanya pengetahuan orangtua).

“Hari ini BKKN bertanya, mereka yang melahirkan itu menyusui tidak? Dari yang tidak menyusui, 60 persen jawabannya karena air susu tidak keluar, dan itu yang tidak bisa kita percaya. Karena, kalau kita menyusui, pasti air susu keluar. Hanya, menyusuinya harus sesering mungkin,” terang Hasto.

Oleh karenanya, komponen ini harus dipenuhi, mulai dari ASI hingga protein hewani.

Baca juga: Kecukupan Tutupan Hutan, Menjaga Daerah Aliran Sungai tetap Lestari

“Saya kira kita tahu sendiri, harus betul-betul menjaga dengan baik antara anak dan juga keluarga dengan orangtua,” kata Hasto.

“Sekali lagi atas nama BKKBN, mengucapkan terima kasih kepada KG yang luar biasa dan juga para mitrra yang telah memberikan sumbangan,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau