Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda, Potensi Nilai Ekonomi Sampah Mencapai Rp 426 Miliar?

Kompas.com, 10 Maret 2023, 09:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah plastik masih menjadi permasalahan pelik di berbagai wilayah Indonesia. Selain itu juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan keseharian masyarakat.

Dari 18,826,763 ton sampah pada 2022, hanya 77,21 persen sampah yang terkelola dan masih terdapat 22,79 persen sampah yang tidak terkelola.

Kasubdit Barang dan Kemasan, Direktorat Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ujang Solihin Sidik menuturkan, meski masih menjadi masalah pelik, namun sampah memiliki potensi nilai ekonomi.

Terlebih sampah plastik yang telah terkelola dengan baik. Pada tahun 2021 saja, 64,52 persen sampah plastik yang terkelola tercatat memiliki potensi nilai ekonomi sebesar Rp 426 miliar.

Baca juga: Emirates Daur Ulang Lebih dari 500.000 Kilogram Plastik Sepanjang 2022

"Oleh karena itu, Indonesia harus siap menuntaskan persoalan sampah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui potensi nilai ekonomi yang dimiliki sampah," ujar Ujang, dikutip Kompas.com dari laman Unilever Indonesia, Jumat (10/3/2023).

Pada peringatan HPSN 2023, KLHK RI mengangkat tema ‘Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat’, yang berfokus pada pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menciptakan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah yang lebih baik.

Hal lain yang turut disoroti pada HPSN 2023 adalah upaya mitigasi untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan sampah yang mampu mendukung rencana aksi pencapaian Zero Waste, Zero Emission Indonesia dari subsektor limbah padat domestik.

Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, salah satu isu yang perlu disoroti adalah sampah rumah tangga. Saat ini sampah rumah tangga masih mendominasi sumber sampah di Indonesia, yaitu sebesar 37,62 persen.

Untuk itu, partisipasi publik sangat dibutuhkan agar upaya mengurai permasalahan sampah dapat dilakukan dari rumah, dimulai dengan lebih bijak memilah dan memilih plastik.

Sampah yang tidak terkelola adalah salah satu pemicu pemanasan global, maka pengelolaan sampah yang merangkul peranan masyarakat menjadi prioritas.

Pemprov DKI Jakarta, contohnya, akan terus mempromosikan program Jakarta Sadar Sampah, yang mengajak warga mengurangi, memilah, dan mengolah sampah dari rumah.

"Sebanyak 50 persen RW di Jakarta telah melakukan pengangkutan sampah terjadwal, dan 16 persen rumah tangganya atau sekitar 165.000 rumah telah melakukan pemilahan sampah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto.

Pihak produsen juga memiliki peran untuk turut berkontribusi dengan berbagai upaya dari hulu ke hilir dalam menekan emisi karbon dari sampah, termasuk melalui edukasi untuk mendorong perilaku pilah sampah sejak dari sumber dan mempercepat upaya daur ulang.

Faktanya, hal ini dapat membantu memotong emisi GRK dari sektor persampahan secara signifikan. Data dari WRI Indonesia menunjukkan bahwa setiap 1 kilogram sampah yang didaur ulang dapat berkontribusi mengurangi emisi GRK sebesar 0,45 kg3.

Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi, menjelaskan, Perusahaan percaya bahwa plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi, tetapi tidak di lingkungan.

"Untuk itu, kami tidak tinggal diam, kami memiliki komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang lebih lestari, termasuk salah satunya mengambil peran dalam hal membantu pengelolaan sampah berkelanjutan yang mengedepankan prinsip ekonomi sirkular," papar Maya.

Komitmen ini dituangkan melalui berbagai upaya, dari hulu ke hilir perjalanan kemasan plastik.

Mulai dari melahirkan inovasi yang bertanggung jawab dengan skema prinsip less plastic, better plastic dan no plastic, melakukan upaya pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik, hingga gencar melakukan berbagai inisiatif dan edukasi dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau