Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 23 Maret 2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bantu UMKM kuliner perluas usaha, Smesco Indonesia dengan Skyeats sepakat bekerja sama, membuat Skyeats Dapur Bersama.

Skyeats Dapur Bersama ini untuk mempermudah bisnis UMKM kuliner dari sisi pengenalan teknologi produksi pangan, serta peningkatkan layanan mutu standar keamanan pangan.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, dengan adanya Skyeats Dapur Bersama, urusan bisnis menjadi lebih mudah dan lebih menguntungkan.

Selain itu, para wirausaha kuliner tidak perlu lagi memikirkan investasi untuk membangun pabrik, mengurus perizinan di Badan POM, mengurus sertifikat halal, dan sebagainya.

"Karena, produk yang dihasilkan di sini sudah berstandar mutu pabrik," ujar Teten, dikutip dari laman KemenkopUKM, Kamis (23/3/2023).

Melalui Skyeats Dapur Bersama, UMKM makanan dan minuman bisa mengembangkan dan meningkatkan mutu produknya dengan bantuan standardisasi oleh Badan POM.

Standardisasi ini akan mempermudah para pelaku UMKM makanan dan minuman untuk memiliki produk dengan izin edar resmi, tanpa mengeluarkan modal besar namun tetap menghadirkan produk pangan berkualitas ke masyarakat.

Baca juga: Bantu UMKM Naik Kelas, SCG Gelar Akademi Gesari

Hal ini juga dinilai akan mampu menciptakan efisiensi secara skala ekonomi, terutama bagi wirausaha pemula yang menekuni bisnis makanan dan minuman.

Skyeats Smesco merupakan fasilitas pusat produksi kolektif dan terintegrasi dengan ekosistem Smesco Indonesia bagi UMKM Kuliner.

Memiliki keunggulan teknologi retort dengan modifikasi rekayasa teknologi memperpanjang usia produk konsumsi.

"Tujuan yang tak kalah penting lainnya, yakni meningkatkan standar mutu keamanan pangan," kata Teten.

Skyeats Smesco menggunakan kemasan pouch dalam sterilisasi retort yang lebih fleksibel dan memungkinkan untuk diisi dengan aneka produk yang berdimensi besar seperti ayam, ikan, dan olahan lainnya.

Integrasi dapur bersama dengan teknologi retort memungkinkan para pelaku UMKM Indonesia bisa memiliki produk makanan yang bisa disimpan pada suhu ruang hingga 12 bulan, tanpa bahan pengawet.

Sementara itu, Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, peluncuran Skyeats Smesco merupakan langkah strategis untuk mendorong UMKM bertumbuh signifikan dalam ceruk pasar consumer goods.

"Sektor ini merupakan kelompok UMKM terbesar dengan bantuan teknologi rekayasa industri pangan terkini, sehingga mampu memiliki peluang dan kekuatan kompetitif," kata Leonard.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Skyeats Inike Rahmawati mengatakan, Skyeats berharap bisa memberikan margin tambahan hingga 20 persen kepada UMKM dengan menekan biaya operasional produksi dan pemasaran.

"Dengan adanya teknologi kemasan retort, maka untuk memproduksi produk makanan untuk satu bulan, dapat dilakukan 1-2 hari saja, biaya sewa lokasi untuk berjualan, membayar pegawai, sekarang cukup berbasis harian, tidak lagi bulanan," kata Inike.

Skyeats bekerja sama dengan Smesco menggunakan model bisnis Business to Business (B2B), melayani para UMKM yang memudahkan mereka bertumbuh.

Gambaran sederhananya, UMKM brand A mempunyai resep makanan dan telah tervalidasi bisnisnya, dalam arti sudah diterima pasar.

Maka UMKM brand A tersebut dapat bekerja sama dengan Skyeats Smesco, dimana Skyeats melakukan produksi makanan dengan kemasan retort, dan Smesco membantu dalam sisi pemasaran.

"Lalu, UMKM brand A akan memperoleh pembagian hasil tanpa mengeluarkan usaha dan modal besar seperti pada bisnis konvensional umumnya," tuntas Inike.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Bapeten Musnahkan 5,7 Ton Udang Ekspor yang Terkontaminasi Cesium-137
Pemerintah
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
IESR: Revisi Perpres 112 Tahun 2022 Ancam Target Transisi Energi
LSM/Figur
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau