Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka mengimplementasikan prinsip environmental, social and governance (ESG), Nojorono Kudus mengadakan sejumlah kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat.

Salah satu bentuk penerapan ESG adalah pengembangan hortikultura dengan memanfaatkan rumah kaca pembibitan (greenhouse).

Rumah kaca pembibitan ini dikelola secara mandiri oleh Tim Corporate Social Responsibility (CSR), dan Yayasan Karya Bakti Nojorono Kudus.

Head of CSR PT Nojorono Tobacco International T Sugiyanto mengatakan, pengembangan hortikultura ini dilakukan agar bisa dimanfaatkan oleh UMKM Binaan dan masyarakat sekitar. 

Baca juga: Kampung Sahabat Bumi, Upaya Alfamart Lestarikan Lingkungan dan Tingkatkan Ekonomi

"Kami mengharapkan, greenhouse yang dikelola Perusahaan dapat menjadi sarana beraktivitas yang positif dan bernilai edukasi bagi karyawannya maupun pihak luar," ujar Sugiyanto dalam keterangan resmi kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2023).

Menurut Sugiyanto, sejumlah sekolah dan perguruan tinggi kerap berkunjung untuk berdiskusi, salah satunya terkait budidaya tanaman tabebuya dan potensi kolaborasi dalam bidang hortikultura.

Hal ini dapat memberikan peluang untuk siapa saja yang ingin mengoptimalisasikan fasilitas ini, baik dari masyarakat sekitar maupun akademisi yang haus akan ilmu bercocok tanam.

Inisiasi lainnya yang dilakukan perusahaan dalam pengembangan di bidang pengelolaan lingkungan, melakukan pembinaan UMKM di Desa Gulang dan Desa Karangrowo, Ambarawa, Jawa Tengah.

Masifnya jumlah eceng gondok yang tersebar di kedua desa ini mendorong Nojorono Kudus menggelar ruang diskusi. Perusahaan mendorong UMKM dan masyarakat untuk memanfaatkan eceng gondok sehingga memiliki nilai jual.

CSR Representatif Retno Novitasari menambahkan, tidak hanya terbatas pada pembinaan, namun inisiasi ini juga sekaligus sebagai upaya pengurangan potensi pendangkalan perairan akibat akumulasi dari endapan tanaman eceng gondok.

Seperti diketahui, awal tahun 2023 Desa Karangrowo dan Gulang mengalami musibah banjir yang dipicu oleh  pendangkalan sungai yang diakibatkan penumpukan endapan eceng gondok.

"Untuk itu Nojorono Kudus berupaya memanfaatkan potensi eceng gondok yang dianggap sebagai hama, disulap menjadi sebuah peluang bisnis dengan nilai jual berkualitas, salah satunya dengan adanya ruang diskusi ini,” ungkap Ratna.

Selain itu, perusahaan bersama dengan Universitas Muria Kudus (UMK) melakukan penanaman 1.000 bibit varietas kelengkeng kristal di Desa Wonocoso.

“Kelengkeng kristal merupakan tanaman yang memiliki banyak kelebihan, selain daya tahan yang kuat dari terpaan hujan dan terik matahari, buah kelengkeng jenis ini juga lebih mudah untuk dipanen sepanjang tahun. Sehingga, harapannya bibit kelengkeng ini dapat memajukan ekonomi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat Wonosoco,” tutup Ratna.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minimalkan Potensi Kerusakan, Sistem Analisis Berbasis Dampak Bencana Perlu Diwujudkan

Minimalkan Potensi Kerusakan, Sistem Analisis Berbasis Dampak Bencana Perlu Diwujudkan

Pemerintah
Perubahan Iklim Bikin Penduduk Dunia Makin Miskin

Perubahan Iklim Bikin Penduduk Dunia Makin Miskin

Pemerintah
7 Negara Ini Andalkan Listrik Energi Terbarukan di Atas 99 Persen

7 Negara Ini Andalkan Listrik Energi Terbarukan di Atas 99 Persen

LSM/Figur
Antisipasi El Nino, 4 Kabupaten Ini Didorong Percepat Tanam Padi

Antisipasi El Nino, 4 Kabupaten Ini Didorong Percepat Tanam Padi

Pemerintah
Bukan 'Cloud Seeding', Banjir Bandang Dubai Disebabkan Perubahan Iklim

Bukan "Cloud Seeding", Banjir Bandang Dubai Disebabkan Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dari Nusantara ke Milan, Kemenparekraf Usung 24 Jenama Kreatif Indonesia di 'Salone del Mobile 2024'

Dari Nusantara ke Milan, Kemenparekraf Usung 24 Jenama Kreatif Indonesia di "Salone del Mobile 2024"

Pemerintah
Tinggi Muka Laut RI Naik Hingga 1,2 Sentimeter per Tahun karena Perubahan Iklim

Tinggi Muka Laut RI Naik Hingga 1,2 Sentimeter per Tahun karena Perubahan Iklim

Pemerintah
Diabetes Tak Terkontrol Sebabkan Gangguan Pengelihatan

Diabetes Tak Terkontrol Sebabkan Gangguan Pengelihatan

Pemerintah
ATW Solar Dukung Realisasi TKDN Energi Terbarukan

ATW Solar Dukung Realisasi TKDN Energi Terbarukan

Swasta
Geopolitik Dunia Makin Bergejolak, Pemerintah Siapkan Insentif Impor

Geopolitik Dunia Makin Bergejolak, Pemerintah Siapkan Insentif Impor

Pemerintah
Brasil Hadapi Pemutihan Terumbu Karang Terparah akibat Perubahan Iklim

Brasil Hadapi Pemutihan Terumbu Karang Terparah akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
China Pimpin Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dunia

China Pimpin Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dunia

Pemerintah
Belajar dari Musibah Tanah Longsor di Tana Toraja

Belajar dari Musibah Tanah Longsor di Tana Toraja

Pemerintah
Krisis Iklim Bisa Bikin Dunia Boncos Rp 624 Kuadriliun, 30 Kali Lipat PDB Indonesia

Krisis Iklim Bisa Bikin Dunia Boncos Rp 624 Kuadriliun, 30 Kali Lipat PDB Indonesia

LSM/Figur
Meski Sepele, 7 Kebiasan Ini Berdampak Buruk untuk Bumi

Meski Sepele, 7 Kebiasan Ini Berdampak Buruk untuk Bumi

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com