Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Krisis Ekonomi Global, Para Profesional Dituntut Lebih Peka

Kompas.com - 17/04/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum berakhirnya perang antara Ukraina-Rusia serta kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang terus menurun, secara tidak langsung membawa dampak pada berbagai jenis usaha di dunia, termasuk di Indonesia.

Perang antara Ukraina-Rusia mengakibatkan naiknya harga minyak dan gas dunia, mengingat Rusia merupakan negara pemasok gas terbesar di kawasa Eropa.

Sedangkan bergolaknya perekonomian di AS dapat membawa implikasi yang besar terhadap keberadaan dunia usaha di Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal ini, menurut Chairwoman The 13th Indonesia HR Summit Mira Tripuspita, setiap profesional perlu memiliki kepekaan rasa terhadap krisis (sense of crisis) sehingga mampu bertindak dan mengambil keputusan yang benar baik pada lingkungan perusahaan maupun sebagai warga negara.

Kepekaan terhadap krisis ini yang banyak dinilai masih kurang dimiliki oleh para professional atau sumber daya manusia dalam berbagai institusi, baik pemerintahan maupun sektor swasta.

Baca juga: Ramadan, Saatnya Bersihkan Hati, Pikiran, dan Lingkungan

"Pekerja hanya bekerja berdasarkan apa yang harus dilakukan tanpa memberikan nilai tambah bagi institusi tempatnya bekerja,” kata Mira dalam penjelasan tertulisnya, Minggu (16/4/2023).

Pada saat badai Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Joko Widodo kerap mengungkapkan bahwa para pejabat dan pimpinan di Indonesia kurang memiliki sense of crisis. Sebab jika sense of crisis-nya tinggi maka Covid-19 bisa ditangkal dan ditangani dengan lebih baik.

Imbauan tersebut menjadi contoh bahwa setiap individu wajib memiliki intuisi dan kepekaan yang tajam untuk mensiasati berbagai persoalan yang terjadi, baik secara internal maupun eksternal terkait dengan institusi tempat bekerja dan berkarya.

Dengan tajamnya kepekaan rasa terhadap krisis, lanjut Mira, ada dua hal yang dapat dilakukan oleh seseorang yaitu, pertama, melakukan antisipasi terhadap faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi perusahaan.

Hal ini penting mengingat pengenalan terhadap faktor yang menjadi ancaman akan mempermudah sumber daya manusia untuk mengambil sikap dan keputusan terbaik bagi perusahaan.

Kedua, setelah mengenali faktor-faktor ancaman, maka seorang professional dapat melakukan analisa terbaik dan memberikan saran bagi perusahaan untuk mengambil dan menentukan sikap terbaik.

Sehubungan dengan hal ini, beberapa cara mempertajam intuisi sumber daya manusia agar memiliki kepekaan terhadap krisis yang berujung pada sikap positif dan berdampak pada kemajuan perusahaan, bangsa serta negara akan disampaikan secara langsung dalam kegiatan Indonesia Human Resource Summit (IHRS) 2023.

IHRS 2023 akan kembali digelar pada tanggal 19-20 Juni 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center dengan mengusung tema ‘Redefining Human Capital: Inspiring People to Take Action’ (Mendefinisikan Kembali Sumber Daya Manusia: Menginspirasi Untuk Mengambil Tindakan).

Pembahasan mendalam akan disampaikan secara lugas dan gamblang dalam IHRS 2023 yang dapat diikuti oleh peserta dari berbagai bidang usaha seperti minyak dan gas, perbankan, leasing, asuransi, manufaktur, otomotif, jasa, keuangan dan beragam sektor lainnya.

Hasil dari pertemuan ini akan dijadikan sebagai acuan dan patokan untuk menghadapi berbagai persoalan pada masa datang yang semakin kompleks.

IHRS 2023 akan dibagi dalam beberapa sesi pertemuan yang memudahkan peserta untuk saling berinteraksi, menuangkan ide, gagasan, memaparkannya dihadapan peserta lainnya.

Perhelatan ini akan diikuti tidak kurang dari 1.000 peserta yang berasal dari berbagai sektor dan bidang industri, baik dari dalam maupun luar negeri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut Janji Pembangunan Pulau Padar Tak Ganggu Komodo dan Ekosistem
Kemenhut Janji Pembangunan Pulau Padar Tak Ganggu Komodo dan Ekosistem
Pemerintah
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
LSM/Figur
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan 'Giant Sea Wall' Demi Selamatkan Indonesia
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan "Giant Sea Wall" Demi Selamatkan Indonesia
Pemerintah
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
LSM/Figur
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
LSM/Figur
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
Pemerintah
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
Pemerintah
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Pemerintah
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
LSM/Figur
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
BUMN
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Pemerintah
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
BUMN
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Pemerintah
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau