Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedubes RI Perkenalkan Buka Puasa ala Indonesia di Amerika

Kompas.com, 17 April 2023, 12:22 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (RI) memperkenalkan buka puasa ala Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (13/4/2023).

Salah satu kegiatan unggulan perkenalan berbuka puasa tersebut adalah kuliner khas Indonesia.

Duta Besar RI untuk AS Rosan Perkasa Roeslani menyebut bahwa kuliner Indonesia yang ditampilkan pihaknya antara lain kambing guling.

"Secara khusus, kami menyajikan menu kambing guling utuh," tutur Rosan.

Selain kambing guling, tamu undangan juga gemar menyantap ayam suwir bali, rendang, bakso, serta bubur sumsum.

Baca juga: Hadapi Krisis Ekonomi Global, Para Profesional Dituntut Lebih Peka

Buka puasa ala Indonesia di Washington DC juga memperlihatkan kepada publik tentang keberagaman agama.

Pasalnya, pada kesempatan itu, pegiat lintas agama atau interfaith juga ikut hadir.

"Indonesia menyebarkan pesan damai dan sikap toleransi antarumat beragama dlam interfaith iftar kali ini," ucap Rosan.

Ikut hadir pada acara tersebut, perwakilan berbagai instansi Pemerintah AS, kalangan swasta, asosiasi kemasyarakatan, serta duta besar negara-negara Islam dan ASEAN yang berada di Washington DC.

Kemudian Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang tengah melakukan kunjungan kerja untuk menghadiri rangkaian "Spring Meeting International Monetary Fund (IMF)".

Selain memperkenalkan budaya buka puasa, acara ini juga dikemas dengan pemaparan tentang tradisi berpuasa di masing-masing agama Abrahamik, yang disampaikan oleh pemuka agama asal AS yakni Imam Mageed (Islam), Pendeta Bruce Mitchell (Kristen), dan Rabbi Sapperstein (Yahudi).

Rosan menerangkan, kegiatan Interfaith Iftar ini penting untuk memupuk harmoni di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia dan AS.

“Saling memahami ini penting di tengah-tengah tantangan kita bersama, seperti meningkatnya diskriminasi dan kekerasan yang bersumber dari sikap intoleran," ujarnya.

Indonesia berkomitmen untuk terus menguatkan rasa persaudaraan dan saling memahami, termasuk antaragama dan keyakinan, sebagai negara majemuk yang dikaruniai keberagaman suku, agama, dan budaya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau