Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim

Kompas.com - 02/07/2025, 19:13 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Pasar Kecerdasan Buatan (AI) Global di sektor pertanian diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Dari 1,8 miliar Dolar AS pada tahun 2023, pasar ini diperkirakan akan melonjak hingga 12,8 miliar Dolar AS pada tahun 2032.

Menurut laporan terbaru dari SNS Insider, pertumbuhan ini menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 24,34 persen.

Angka ini mencerminkan percepatan pergeseran di sektor pertanian menuju praktik-praktik cerdas iklim yang didukung AI, dengan tujuan untuk mengoptimalkan hasil panen dan keberlanjutan.

Salah satu lonjakan pemanfaatan AI di sektor pertanian ini terjadi di Amerika Serikat di mana pasar ini diperkirakan tumbuh dari 0,5 miliar Dolar AS pada tahun 2023 menjadi 3,4 miliar Dolar AS pada tahun 2032.

Pertumbuhan ini didorong oleh adopsi teknologi yang lebih awal, dukungan pemerintah federal, dan peningkatan investasi pada pertanian presisi dan peralatan otonom.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Bioteknologi Kurangi Emisi Pertanian, Selamatkan 231 Juta Hektar Lahan

Mengutip Know ESG, Rabu (2//7/2025), perubahan besar di pertanian dengan menggunakan AI ini termasuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, mengerjakan pekerjaan berat secara otomatis, dan mengurangi pemborosan sumber daya.

Tak hanya itu, peran AI yang berkembang dengan cepat ini juga meliputi dari pemantauan tanaman hingga perkiraan hasil panen.

Teknologi tersebut memungkinkan penanaman yang lebih cerdas, pemupukan yang tepat sasaran, dan deteksi penyakit secara real-time, solusi yang menjadi penting dalam menghadapi perubahan iklim dan permintaan pangan yang terus meningkat.

Lebih lanjut, pada 2023, sebagian besar pendapatan pasar AI pertanian berasal dari perangkat lunak (55 persen).

Ini karena petani membutuhkan program yang bisa mengolah data dari alat-alat di lapangan seperti sensor dan mesin canggih. Software ini membantu petani memahami banyak data supaya mereka bisa bertindak cepat dan tepat di kebun atau sawah.

Sementara itu pembelajaran mesin dan pembelajaran mendalam (deep learning) menyumbang 47 persen dari pangsa teknologi pada tahun 2023.

Ini berkat efektivitasnya dalam mengidentifikasi pola pada data tanah, tanaman, dan cuaca. Alat-alat tersebut membantu dalam perencanaan prediktif, mulai dari memilih tanggal tanam terbaik hingga menyempurnakan aplikasi pupuk.

Baca juga: Harga Serangga untuk Pertanian: Tanpanya, Rp 300 Triliun Melayang

Meskipun yang lain juga penting, teknologi visi komputer adalah yang paling cepat berkembang. Teknologi ini banyak dipakai untuk mendeteksi hama, mengenali gulma, dan menilai buah. Jadi, kamera AI dan alat analisis gambar itu sekarang jadi kunci utama buat menjaga tanaman tetap sehat dan hasilnya bagus.

Robot pertanian juga tengah naik daun. Mesin-mesin ini mampu memanen secara otonom, menguji tanah, dan menanam benih, membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja dan terbukti sangat berharga untuk operasi skala besar.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau